Peran Seniman Dalam Pusaran Politik dari Masa ke Masa

Kamis, 07 Desember 2023 | 19:27 WIB
Peran Seniman Dalam Pusaran Politik dari Masa ke Masa
Ilustrasi seniman (Unsplash/Frankie Cordoba)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ini seniman Butet Kartaredjasa menjadi sorotan publik. Lantaran ia mengaku mengalami intimidasi yang diduga dilakukan oleh aparat kepolisian. Dugaan adanya intimidasi itu kabarnya dialami oleh Butet saat menggelar acara teater berjudul "Musuh Bebuyutan" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jumat (1/12/2023) lalu.

Namun, Polda Metro Jaya telah menyangkal adanya intimidasi yang ditudingkan oleh Butet. Selain itu, penyelenggara pentas teater, PT Kayan Production juga turut membantah jika ada intimidasi yang dilakukan kepolisian saat acara teater yang dilakoni Butet digelar di TIM.

Adanya bantahan yang disampaikan polisi dan penyelenggara pentas, Butet diminta tidak melakukan provokasi terkait tudingan yang disebarkan ke publik.

Mungkin ada yang berpikir seharusnya seniman tak terafiliasi dengan kepentingan politik. Namun, dari era Soekarno hingga Jokowi terdapat riwayat seniman atau budaywan yang melekat pada pusaran politik. Berikut ulasannya.

Era Soekarno

Di era Soekarno terdapat dua kelompok seniman yakni, Lekra dan Manikebu. Lekra berdiri pada 17 Agustus 1950. Beberapa tokoh yang tergabung dalam Lekra ada Njoto, Pramoedya Ananta Toer, Affandi, Soedjojono.

Lembaga kebudayaan ini bertugas untuk menghalau kebudayaan kolonial dan mempertahankan 'kebudayaan rakyat' dianggap harus dibentuk.

Selain itu, ada kelompok seniman bernama Manikebu akronim dari Manifesto Kebudayaan yang jadi dasar pembentukan. Beberapa tokoh terkenal Manikebu yaitu H.B. Jassin, Goenawan Mohamad, Bur Rasuanto, hingga Taufiq A.G. Ismail.

Namun, dua kelompok itu sempat berkonflik karena Soekarno lebih pro dengan Lekra dibanding Manibeku. Alasan Soekarno pro dengan Lekra karena prinsipnya yang sama dengan Manifesto Politik dan Undang-undang dasar 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi terpimpin, dan Kepribadian Indonesia (Manipol Usdek).

Baca Juga: Temui Sri Sultan HB X, Raja Juli PSI Sebut Masalah Ade Armando Dianggap Sudah Kelar

Era Soeharto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI