Suara.com - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menanggapi kemungkinan Lebaran Idulfitri yang berbarengan antara pemerintah dan NU dengan Muhammadiyah. Walaupun memang awal bulan puasa 2024 atau 1445 Hijriah lalu dimulai secara berbeda.
"Untuk Idulfitri dari hasil kajian dan pengumpulan informasi, sama untuk yang Idulfitri. Jadi kemungkinan berbeda itu tipis ya," kata Haedar ditemui di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kamis (21/3/2024).
Kendati demikian, Haedar menyebut perayaan Idulfitri baik sama maupu berbeda nantinya seharusnya tidak disikapi dengan terlalu berlebih. Justru bagi para umat Muslim harus tetap bisa menjadikan ibadah puasa hingga Idulfitri nanti sebagai pencerahan diri sendiri.
"Tapi baik sama maupun berbeda itu, kita kaum muslimin harus bisa lebih menjadikan puasa dan Idulfitri untuk mematangkan dan mencerahkan pribadi kita perilaku kita, sikap kita, pikiran kita. Sehingga membawa pencerahan di dalam kehidupan umat dan negara," terangnya.
Lebih dari itu, pemerintah juga diharapkan dapat mengayomi seluruh warganya. Dengan berbagai potensi perbedaan maupun kesamaan tersebut.
Hal-hal itu tidak akan menjadi masalah besar ketika pemerintah mengayomi semua pihak. Termasuk masyarakat yang bisa menyikapi perbedaan itu bijak.
"Pemerintah itu selalu bisa mengayomi seluruh kekuatan dan potensi umat beragam apapun perbedaannya atau apapun kesamaannya," ujarnya.
"Saya pikir masalah itu tidak akan jadi problematik ketika pemerintah sendiri ngayomi semua pihak baik ketika sama lebih-lebih ketika berbeda," imbuhnya.
Diketahui di bulan Ramadhan ini, pemerintah dan Muhammadiyah memiliki awal Ramadhan yang berbeda. Pemerintah menetapkan tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Selasa, 12 Maret 2024.
Baca Juga: Rilis Koleksi Raya untuk Busana Idulfitri 2024, Adelia Pasha Pilih Bahan Nyaman dengan Warna Soft
Sementara itu, Muhammadiyah sudah terlebih dahulu membukanya di hari Senin, 11 Maret 2024. Penyebab terjadinya perbedaan penentuan Idul Fitri pemerintah dan Muhammadiyah adalah perbedaan metode penetapan hilal yang digunakan.