Penjelasan MUI Soal Jemaah Aolia Di Gunung Kidul: Tak Sesat, Tapi Menyimpang

Senin, 08 April 2024 | 18:39 WIB
Penjelasan MUI Soal Jemaah Aolia Di Gunung Kidul: Tak Sesat, Tapi Menyimpang
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi. (dok. MCH 2022)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Beragama itu harus berdasarkan sunah, tidak boleh hanya berdasarkan hawa nafsu atau selera pribadi pemimpinnya yang tidak memiliki otoritas ilmu agama," imbuh dia.

Sebelumnya, jamaah Aolia melaksanakan salat Idul Fitri 5 hari lebih awal dari yang ditetapkan oleh pemerintah yakni pada Jumat, 5 April 2024 kemarin.

Ternyata jemaah Aolia memiliki pemahaman berbeda dari pemerintah soal penetapan sholat Id. Momen jemaah Aolia lebaran lebih awal nyatanya bukan kali pertama terjadi.

Pada tahun 2023, jemaah Aolia yang beralamat di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul juga menggelar Salat Idul Fitri pada Kamis (20/4/2023) yang berarti 2 hari lebih cepat dari jadwal Salat Idul Fitri yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu (22/4/2023).

Lantas bagaimana asal usul jemaah Aolia di Gunungkidul yang salat Idul Fitri lebih awal?

Asal usul Jemaah Aolia diungkap oleh putra ketiga pengasuh jemaah Aolia yakni Musa Asigbillah. Dia menjelaskan alasan jemaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri lebih awal dan seperti apa Aolia yang diasuh oleh ayahnya.

Musa mengatakan jemaah Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu. Setelah itu Mbah Benu oleh jemaahnya disebut Mursyid atau guru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI