Nilai kekayaan Dirjen Bea Cukai yang tergolong fantastis ini pun jadi sorotan dan kritik pedas dari publik.
"Netijen biasanya lebih canggih cara lidiknya dr pada penegak Hukum,lidik Netijen bny yg berhasil spt,Rafael,kepala pajak Makassar,Yogya,Kepala BPN/ATR Jaktim dan msh bny itu berkat teriakan2 para Netijen,begitu ditindak lanjuti terbukti,info baru pegawai Bea Cukai tsb Lidik dong," komentar salah satu netizen.
"Fantastik kekayaan PNS segithu, kecuali pengusaha atau lahir dari orang kaya,@KPK_RI tolong dong di cek," sambung akun lainnya.
Publik menyoroti kinerja Bea Cukai di sejumlah kasus viral, salah satunya soal alat belajar anak SLB.
Sebelumnya, alat belajar bantuan dari perusahaan OHFA Tech Korea Selatan (Korsel) ditahan oleh Bea Cukai sejak 18 Desember 2022, bahkan dikenakan bea masuk ratusan juta.
Padahal alat belajar itu merupakan hibah yang diberikan perusahaan Korea ke SLB di Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani, memang seharusnya barang hibah itu tidak dikenakan bea masuk.
Dia mengakui ada kesalahpahaman, sehingga dikenakan bea masuk hingga ratusan juta.
"Ini masalahnya tidak berkomunikasi dengan baik sehingga menyikapinya kurang pas," ujar Askolani.
Kasus ini viral setelah guru SLB-A Pembina Tingkat Nasional, Rizal yang mengemukakan adanya alat bantuan yang ditahan oleh pihak Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta.
Bahkan, dirinya ditagih bea masuk ratusan juta saat ingin mengambil barang tersebut. Curhatan ini menjadi viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.