Asal-usul Pasukan Bhayangkara yang Disebut Sebagai Cikal Bakal Kesatuan Polisi Indonesia Modern

Galih Priatmojo Suara.Com
Senin, 01 Juli 2024 | 11:47 WIB
Asal-usul Pasukan Bhayangkara yang Disebut Sebagai Cikal Bakal Kesatuan Polisi Indonesia Modern
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menerima gelar kehormatan kerajaan di sela Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Badan Pemelihara Keamanan (Baharkam) Polri tahun 2024 di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (5/6/2024) [SuaraSulsel.id/ANTARA/Dokumentasi Polda Sulsel]

Pasukan Mongol berhasil diusir keluar dari tanah Jawa dan di saat itulah Dyah Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1093.

Terkenal di Era Kerajaan Majapahit

Nama pasukan Bhayangkara lebih tersohor di era Majapahit ketimbang Singhasari selain lantaran perannya yang menonjol bersama Gadjah Mada menumpas sejumlah pemberontakan, lebih dari itu juga lantaran nama pasukan ini lebih banyak disebutkan di literatur kuno Pararaton dan Negarakertagama.

Pasukan Bhayangkara digambarkan memiliki postur yang berbeda dengan pasukan infanteri biasa. Ia memiliki fisik yang lebih kuat dan hanya menggunakan senjata pedang, tombak, panah serta tameng. Ia juga tak mengenakan baju zirah seperti yang dipakai pasukan reguler.

Pasukan yang juga disebut sebagai Pangalasan ini merupakan sejumlah kecil tentara yang mengabdikan diri pada raja. Pada waktu damai mereka tidak terus menerus berjaga tetapi berjaga secara bergiliran setiap regu beberapa hari dalam satu minggu.

Para pasukan Bhayangkara ini dibebaskan dari kerja tani karena mereka dibayar langsung dari perbendaharaan tuannya dan selain itu mereka hidup dari penghasilan tanah keluarga mereka, akan tetapi hal itu tidak dapat dikatakan bahwa mereka terisah sama sekali dari pertanian.

Kekuatan militer yang kecil itu dibangun hanya di antara anak-anak muda yang termasuk dalam kelas amatya yang dilahirkan dari leluhur yang sangat erat hubungannya dengan bangsawan-bangsawan daerah.

Tidak begitu jelas berapa jumlah divisi di dalam kesatuan Bhayangkara. Tetapi terdapat dugaan jumlah divisi kesatuan Bhayangkara tidak jauh berbeda dengan jumlah divisi pasukan elite di era modern.

Kesatuan Bhayangkara juga memilik telik sandi atau mata-mata, pasukan infanteri serta pengawalan.

Baca Juga: Ungkap Keterangan Saksi Kunci, Kapolda Sumbar: Tidak Benar Afif Tewas Dianiaya Polisi Lalu Dibuang ke Bawah Jembatan!

Dikutip dari buku Sartono Kartodirdjo dkk bertajuk 700 tahun Majapahit (1292-1993): Suatu Bunga Rampai, pada masa pemerintahan Dyah Wijaya, pasukan Bhayangkara dikerahkan untuk menyerang Tuban. Serangan Majapahit ke Tuban itu untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan Ranggalawe. Sementara di masa Majapahit dipimpin Jayanegara, pasukan Bhayangkara juga dapat tugas tak kalah menantang menumpas sejumlah upaya makar yang dilakukan oleh pasukan Dharmaputra.

Pamor Bhayangkara Meredup

Pada masa Hayam Wuruk tepatnya pascaperang Bubat, kesatuan Bhayangkara meredup.

Hal ini salah satunya terpengaruh oleh Gajah Mada yang tak lagi berperan penting di dalam urusan pertahanan dan keamanan di dalam negeri Majapahit sesudah dilengserkan kedudukannya sebagai Mahapatih Amangkubhumi oleh Hayam Wuruk. Walau begitu kedudukan pasukan Bhayangkara masih di bawah Gajah Mada.

Meski telah mengalami degradasi popularitasnya, pasukan bhayangkara masih memiliki fungsinya sebagai mesin pertahanan dan keamanan di dalam negeri Majapahit. Selain itu mereka juga masih dikerahkan sebagai pengawal raja.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI