Profil Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang ke-2 yang Gugur Melawan Belanda 19 Juli 1947

Riki Chandra Suara.Com
Jum'at, 19 Juli 2024 | 18:27 WIB
Profil Bagindo Aziz Chan, Wali Kota Padang ke-2 yang Gugur Melawan Belanda 19 Juli 1947
Wali Kota Padang kedua setelah kemerdekaan, Bagindo Aziz Chand. [Dok.Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Aziz Chand kembali ke Padang tahun 1935. Dia lalu mengabdi ke beberapa sekolah sebagai guru dan sering berpindah-pindah ke luar Padang. Dia juga sempat aktif di Persatuan Muslim Indonesia (Permi) sampai organisasi itu dibubarkan pada tahun 1937.

Beberapa hari setelah diangkat menjadi Wali Kota Padang, tepatnya pada 23 Agustus 1946, Aziz Chand menyerbu markas Belanda yang menangkap warga di kawasan Gunung Pangilun, Kota Padang. Setahun setelahnya, tepatnya 19 Juli 1947, Aziz Chand gugur ditembak saat bertempur melawan Belanda. Kemudian, jasadnya dikembumikan Taman Makam Pahlawan Bahagia, Bukittinggi.

Kini, nama Bagindo Aziz Chand diabadikan menjadi nama jalan di beberapa daerah, seperti di Padang dan Kota Bukittinggi. Selain itu, di Kota Padang, juga didirikan sebuah monumen berbentuk kepalan tinju di persimpangan Jalan Gajah Mada dan Jalan Jhoni Anwar, Kampung Olo, Nanggalo.

Monumen Bagindo Aziz Chan yang diresmikan Wali Kota Padang Syahrul Ujud pada 19 Juli 1983 itu lebih dikenal sebagai Simpang Tinju. Monumen tersebut merupakan sejarah tempat gugurnya seorang Bagindo Aziz Chand yang akan dikenang sepanjang hayat.

Kemudian, monumen lainnya terletak di Taman Melati dalam kompleks Museum Adityawarman. Monumen penghargaan untuk Bagindo Aziz Chand itu merupakan karya pelukis Wisran Hadi dan pemahat Arby Samah.

Tahun 2025, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menerbitkan Kepres Nomor 082/TK/2005 dan mengangkat Bagindo Aziz Chan sebagai pahlawan nasional. Bagindo Aziz Chan menerima Bintang Mahaputera Adipradana dan Gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 9 November 2005.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI