Suara.com - Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terus mengupayakan penambahan cakupan layanan air bersih. Berbagai pembangunan dilakukan agar memberi manfaat seluas-luasnya bagi warga Jakarta.
Heru mengungkapkan rencana memasang 7.000 kilometer pipa air bawah tanah. Lewat jaringan perpipaan ini, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta yang belum terjangkau air bersih.
Pemasangan pipa ini tak sepenuhnya membuka jaringan baru. Rencana tersebut juga termasuk revitalisasi pipa lama yang sudah mengalami kerusakan.
"7.000 kilometer (jaringan pipa) se-Jakarta itu kan sampai ke perumahan. Sampai ke Kampung Muara, Cilincing, Kapuk. Ada yang pipa primer, pipa sekunder," ujar Pj. Gubernur Heru saat ditemui di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2024) lalu.
Menurutnya, program ini sangat penting untuk segera dilaksanakan. Sebab, permukaan tanah Jakarta akan menurun akibat penggunaan air tanah terus-menerus.
Apalagi, cakupan layanan air bersih BUMD PAM Jaya kini masih di angka 65,85 persen. Tingkat kehilangan air dalam jaringan air bersih perpipaan (Non-Revenue Water/NRW) di Jakarta pun saat ini masih tinggi, yakni 45 persen.
Selain penambahan jaringan baru, penggantian pipa eksisting yang usianya sudah tua dengan pipa baru penting pula dilakukan. Dengan demikian, tak terjadi lagi kebocoran air yang mengalir ke tempat tinggal masyarakat,.
"Kami harus berbenah. Jika tidak, maka (tahun) 2036 DKI akan rawan terhadap air bersih," kata Heru.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menyatakan, bersama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya, pihaknya menargetkan pemenuhan pelayanan air bersih dapat mencapai 100 persen, dengan kapasitas 2,8 juta meter kubik air per hari, pada 2030 mendatang. Untuk mewujudkannya, DSDA DKI sudah memiliki sejumlah program. Salah satunya membangun Jakarta Sewerage Development Project (JSDP), untuk penyediaan air baku dan air bersih.
"JSDP akan hadir sebagai sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat untuk seluruh wilayah DKI Jakarta. Demi meningkatkan akses pelayanan air limbah serta memperbaiki kualitas lingkungan, khususnya kualitas air permukaan dan air tanah," tutur Ika kepada Suara.com.
Untuk mengantisipasi krisis air selama musim kemarau dan fenomena El Nino, DSDA DKI pun menyiapkan langkah-langkah sesuai Surat Kesiapsiagaan Kekeringan yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Saat ini, DSDA DKI menyiagakan 12 mobil tangki air dan lima Instalasi Pengelolaan Air (IPA) mobile, serta 22 kios air yang tersebar di Kota Administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat.
"BMKG juga telah merekomendasikan sejumlah langkah antisipasi untuk musim kemarau tahun ini. Di antaranya dengan memenuhi penampungan danau, waduk, embung, kolam retensi, serta penyimpanan air lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan," ungkapnya.
Sementara, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasruddin mengemukakan, demi mewujudkan penyediaan air bersih dan minum perpipaan 100 persen pada 2030, pihaknya juga tengah menjalankan berbagai program. Pertama, pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur yang bisa menyuplai air bersih sebesar 4.000 lps (liter per second). Lalu, SPAM Karian Serpong-Hulu yang memasok air sebanyak 3.200 lps.
Selanjutnya, PAM Jaya pun sedang mengerjakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran III, yang mampu menyuplai air bersih sebesar 3.000 lps. Dari pembangunan IPA Pesanggarahan, PAM Jaya menambah suplai air bersih sebesar 750 lps. Sedangkan dari Pembangunan IPA Ciliwung, PAM Jaya bakal menerima suplai air bersih sebesar 200 lps
"PAM Jaya juga melakukan program penurunan Non Revenue Water (NRW). Dengan menurunkan tingkat kehilangan air, maka air yang dapat diselamatkan bisa didistribusikan kepada pelanggan," papar Arief.