Suara.com - Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengecam tindakan Korea Utara yang menutup semua jalan dan jalur kereta api yang terhubung dengan Korea Selatan, menyebutnya sebagai langkah yang bertentangan dengan upaya unifikasi.
Dalam pernyataan pada Kamis, kementerian tersebut menekankan bahwa tindakan Korea Utara merupakan tindakan anti-unifikasi dan anti-nasional yang mengabaikan keinginan rakyat di kedua negara untuk bersatu.
Kementerian menduga bahwa Korea Utara tidak memberi tahu mereka sebelumnya mengenai langkah tersebut untuk menghindari kontak, mengingat hubungan yang tegang antara kedua negara.
Pada Rabu (9/10), militer Korea Utara mengumumkan penutupan permanen perbatasan selatan dengan Korea Selatan dengan memutus semua jalur transportasi dan membangun struktur pertahanan. Mereka menyatakan bahwa tindakan ini akan sepenuhnya memisahkan wilayah Korea Utara dari Korea Selatan, yang dianggapnya sebagai musuh utama mereka.
Kedua negara memiliki jalur transportasi yang saling terhubung, termasuk jalan raya dan rel kereta api di sepanjang jalur Gyeongui dan Donghae. Namun, sejak awal tahun ini, Korea Utara telah mengambil langkah-langkah seperti memasang ranjau darat dan mencabut bantalan rel untuk menggagalkan kerja sama dan pertukaran antar-Korea.
Pada pertemuan partai di bulan Desember, pemimpin Korea Utara menggambarkan hubungan antara kedua negara sebagai hubungan yang saling bermusuhan, dengan penegasan untuk tidak mencari rekonsiliasi atau unifikasi dengan Korea Selatan.