3. Mugiyanto

Mugiyanto dikenal sebagai aktivis reformasi 1998 dari Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang pernah diculik dan disiksa. Mugiyanto bergabung dengan SMID pada Tahun 1990, kini ia dilantik sebagai Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (HAM).
Pada 2000-2014, Mugiyanto aktif menjadi ketua di Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI). Soal perjuangan HAM di Tingkat regional, ia juga terlibat dalam Federasi Asia Melawan Penghilangan Paksa (AFAD) yang berpusat di Manila, Filipina pada 2006-2014.
Lulusan Universitas Gadjah Mada ini juga pernah menjabat sebagai Direktur Program di International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada 2015-2020. Organisasi non pemerintah tersebut fokus pada advokasi kebijakan nasional dan internasional terkait Pembangunan serta demokratisasi di Indonesia.
4. Natalius Pigai

Natalius Pigai, putra asli Papua yang lahir pada 25 Desember 1975 ini dilantik menjadi menteri Hak Asasi Manusia. Natalius Pigai kerap kritis terhadap kebijakan pemerintah terkait isu HAM dan kesejahteraan rakyat Papua. Ia pernah menempuh Pendidikan tinggi sebagai Sarjana Ilmu Pemerintahan (SIP) dari STPMD Yogyakarta.
Natalius Pigai menjadi ASN dan menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 1999-2004. Puncak kariernya ketika menjabat sebagai anggota Komnas HAM periode 2012-2017.
5. Agus Jabo Priyono

Agus Jabo Priyono yang kini dilantik menjadi wakil menteri sosial dulu memulai kariernya di dunia pergerakan sebagai Kader Pelajar Islam Indonesia (PII) sejak SMA hingga kuliah di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Baca Juga: Gegara Kabinet Gemoy Prabowo, Sri Mulyani Restrukturisasi Rencana Kerja Anggaran K/L
Agus mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada 1996 dan menjabat sebagai ketua umum. Agus dikenal sebagai aktivis penting dalam Gerakan reformasi 1998 yang berhasil menggulingkan Soeharto.
Dari PRD, Agus kemudian mendirikan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) pada 20 Juli 2020 dan menjabat sebagai Ketua Umum.
6. Nezar Patria
![Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria saat memberi paparan kepada wartawan di Jogja, Jumat (11/10/2024). [Suarajogja.id/Hiskia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/10/11/96721-nezar-patria.jpg)
Nezar Patria saat ini dilantik menjadi wakil menteri Komunikasi Dan Digital. Ia dulu dikenal sebagai seorang wartawan dan juga aktivis yang lahir di Aceh, 5 Oktober 1970. Nezar merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) jurusan Filsafat. Pada 2007, ia melanjutkan pendidikannya di The London School of Economics and Political Science (LSE) jurusan history of international relations. Di 2022, Nezar mengambil gelar MBA di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Nezar mulai menjadi wartawan saat bergabung di Majalah DR (1999-2000) dan berlanjut di Majalah TEMPO hingga 2008. Selain didunia jurnalistik, Nezar aktif di bidang riset dan tercatat sebagai editor jurnal pemikiran sosial dan ekonomi Prisma (LP3ES).
Di era reformasi 1998, Nezar merupakan sekretaris jenderal SMID. Nezar masuk dalam daftar aktivis yang diculik semasa Orde Baru.