Ia menuntut semua pihak untuk segera mewujudkan gencatan senjata, serta mengkritik pernyataan pejabat Israel mengenai rencana ekspansi permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.
Duta Besar Rusia, Vassily Nebenzia, menyoroti penggunaan veto berulang oleh Amerika Serikat terhadap resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan, yang menurutnya hanya memastikan bahwa operasi militer Israel di Gaza dapat dilanjutkan, sehingga mengancam nyawa para sandera.
Ia mengecam tindakan Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai "ilegal" serta melanggar resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang relevan.
"Kami sangat prihatin dengan pernyataan pejabat Israel mengenai perubahan demografis Gaza secara paksa untuk menjadikan kembali Jalur Gaza sebagai jajahan," katanya.
Wakil Dubes China, Geng Shuang, mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memanfaatkan semua opsi yang tersedia dan melakukan tindakan diperlukan untuk mengakhiri konflik di Gaza, serta mendesak negara-negara untuk tidak lagi menghalangi tindakan Dewan, merujuk pada AS.
Geng menuntut Israel untuk segera menghentikan operasi militer di Gaza, memenuhi kewajibannya sesuai hukum kemanusiaan internasional, serta mencabut blokade Gaza dan membatasi akses kemanusiaan.
Dubes AS, Linda Thomas-Greenfield, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa tindakan Israel di Tepi Barat melemahkan kemampuan Otoritas Palestina untuk memenuhi kebutuhan rakyat Palestina, serta secara umum meredam prospek solusi dua negara.