Suara.com - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen memicu gelombang protes yang tak bisa lagi diabaikan.
Tak hanya ramai di media sosial dengan petisi yang sudah ditandatangani ribuan orang, kini Generasi Z juga mulai turun ke jalan, menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan ini.
Banyak masyarakat merasa kenaikan ini terlalu membebani. Rocky Gerung, pengamat politik yang kerap melontarkan pandangan tajam, menyebut tekanan terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dipastikan akan terus meningkat karena isu PPN.
“Tekanan terhadap pemerintahan Prabowo pasti akan berlanjut, terutama soal PPN 12 persen itu,” ujar Rocky melalui kanal YouTube-nya, Senin (23/12/2024).
Bukan Hanya Soal Angka, Tapi Daya Beli Rakyat
Rocky menegaskan, protes yang muncul bukan hanya soal perbedaan angka 11 persen dan 12 persen, melainkan karena daya beli rakyat yang semakin tergerus.
“Tuntutan rakyat adalah pembatalan. Ini bukan sekadar angka, tetapi soal kemampuan rakyat untuk membayar pajak,” jelasnya.
Menurut Rocky, kenaikan ke angka 12 persen tergolong tinggi, terlebih untuk masyarakat yang sudah berjuang memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ia mengimbau agar Presiden Prabowo mendengarkan suara rakyat sebelum ketidakpuasan ini semakin meluas.
Baca Juga: Kenaikan PPN: Langkah Lebih Adil untuk Tingkatkan Penerimaan Negara
“11 ke 12 persen itu tinggi sekali. Pemerintah harus segera mendengar protes ini, sebelum semuanya makin rumit,” tambahnya.