Krisis Politik Korea Selatan Memanas, Presiden Sementara Juga Terancam Pemakzulan

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Jum'at, 27 Desember 2024 | 10:26 WIB
Krisis Politik Korea Selatan Memanas, Presiden Sementara Juga Terancam Pemakzulan
Perdana Menteri (PM) Korea Selatan, Han Duck-soo [Dok. Kantor Perdana Menteri Korea Selatan]

Jika Han dimakzulkan, menteri keuangan akan mengambil alih jabatan presiden sementara.

Partai Demokrat memiliki kendali mayoritas di parlemen, tetapi ada ketidaksepakatan antara partai-partai dan beberapa pakar konstitusi mengenai apakah mayoritas sederhana atau suara dua pertiga diperlukan untuk memakzulkan presiden sementara.

Pada hari Kamis, won Korea Selatan melemah ke level terendah sejak Maret 2009 dalam perdagangan yang menipis karena liburan di tengah reli dolar AS yang terus berlanjut.

Analis mengatakan tidak banyak yang bisa membalikkan sentimen negatif yang berasal dari ketidakpastian politik minggu ini, sementara dolar yang kuat tidak menguntungkan saham Korea Selatan.

Yoon mengejutkan negaranya dan dunia dengan pengumuman larut malam pada tanggal 3 Desember bahwa ia memberlakukan darurat militer untuk mengatasi kebuntuan politik dan membasmi "kekuatan anti-negara".

Darurat Militer di Korsel [Foto Twitter SW News]
Darurat Militer di Korsel [Foto Twitter SW News]

Militer mengerahkan pasukan khusus ke majelis nasional, komisi pemilihan umum, dan kantor komentator YouTube yang liberal.

Militer juga mengeluarkan perintah yang melarang aktivitas oleh parlemen dan partai politik, serta menyerukan kontrol pemerintah terhadap militer.

Namun dalam beberapa jam, 190 anggota parlemen telah menentang pengepungan pasukan dan polisi dan memberikan suara menentang perintah Yoon. Sekitar enam jam setelah dekrit awalnya, presiden mencabut perintah tersebut.

Yoon selamat dari pemungutan suara pemakzulan pertama pada 7 Desember setelah partainya memboikot mosi tersebut, tetapi perpecahan dalam kubu konservatifnya semakin dalam setelah ia memberikan pidato yang menantang yang membela darurat militer, mempertanyakan keabsahan pemilu, dan mengklaim lawan-lawan domestiknya berpihak pada Korea Utara.

Baca Juga: Korea Habiskan Anggaran Rp 3.242 Triliun Untuk Tingkatkan Populasi Manusia

Setidaknya 12 anggota partainya bergabung dengan oposisi untuk mendukung pemakzulan pada 14 Desember, dan ia diskors dari tugas.

Yoon dan anggota senior pemerintahannya juga menghadapi penyelidikan kriminal atas pemberontakan atas keputusan mereka untuk memberlakukan darurat militer.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI