"Kami tidak bisa berbicara tentang kembali ke kehidupan normal sementara jenazah masih terkubur di bawah reruntuhan. Hanya pada hari Selasa (21/1), kami telah mengevakuasi 80 jenazah. Banyak keluarga yang masih hilang," demikian kata Sami Al-Haddad, seorang sukarelawan dalam upaya penyelamatan itu.
Meskipun lebih dari 1.000 truk bantuan kemanusiaan telah memasuki Jalur Gaza setelah gencatan senjata, warga merasa dukungan tersebut belum mencukupi.
Mohammed Salah, seorang penduduk kamp Nuseirat di Gaza tengah, mempertanyakan seberapa cukup bantuan itu.
"Bantuan datang, tetapi kami tidak merasakannya. Kami mendapatkan sedikit makanan, tapi bagaimana dengan rumah kami? Siapa yang akan membangun kembali? Hidup kami telah hancur," ujarnya.