Tiongkok, Rusia, Iran Gelar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Nuklir dan Ancaman Houthi

Aprilo Ade Wismoyo Suara.Com
Rabu, 12 Maret 2025 | 09:05 WIB
Tiongkok, Rusia, Iran Gelar Latihan Militer di Tengah Ketegangan Nuklir dan Ancaman Houthi
Ilustrasi militer (freepik)

Presiden Suriah Bashar al-Assad juga digulingkan pada bulan Desember, yang semakin melemahkan cengkeraman Iran di wilayah yang lebih luas.

Sementara itu, Iran semakin banyak menimbun uranium yang diperkaya pada tingkat yang mendekati tingkat senjata, sesuatu yang hanya dilakukan oleh negara-negara bersenjata atom. Teheran telah lama mempertahankan programnya untuk tujuan damai, bahkan ketika para pejabatnya semakin mengancam untuk mengejar bom tersebut.

Program nuklir Iran telah menuai peringatan dari Israel dan AS bahwa mereka tidak akan mengizinkan Teheran memperoleh bom, yang menandakan aksi militer terhadap program tersebut dapat terjadi.

Namun minggu lalu, Trump mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, untuk meminta kesepakatan nuklir baru dengan Teheran. Iran mengatakan belum menerima surat apa pun, tetapi tetap mengeluarkan serangkaian pernyataan tentang hal itu.

Ilustrasi - Anggota Satuan Aerospace Pasukan Garda Revolusi Islam Iran memberi hormat di base rudal bawah tanah dengan unit pelontar di lokasi yang dirahasiakan, di foto yang tidak bertanggal dari Fars News. [Fars News]
Ilustrasi - Anggota Satuan Aerospace Pasukan Garda Revolusi Islam Iran memberi hormat di base rudal bawah tanah dengan unit pelontar di lokasi yang dirahasiakan, di foto yang tidak bertanggal dari Fars News. [Fars News]

Ketika gencatan senjata yang goyah terjadi dalam perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza, Houthi Yaman telah mengancam untuk melanjutkan serangan mereka terhadap pengiriman di Laut Merah, Teluk Aden, dan Selat Bab al-Mandeb yang menghubungkan kedua jalur air tersebut.

Pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi memperingatkan pada hari Jumat bahwa serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di lepas pantai Yaman akan dilanjutkan dalam waktu empat hari jika bantuan tidak dilanjutkan ke Gaza.

Batas waktu itu datang dan pergi pada hari Selasa. Meskipun tidak ada serangan yang dilaporkan, hal itu kembali membuat pengirim barang gelisah.

Kelompok Houthi telah menargetkan lebih dari 100 kapal dagang dengan rudal dan pesawat tak berawak, menenggelamkan dua kapal dalam kampanye mereka yang juga menewaskan empat pelaut.

Baca Juga: Kebocoran Radioaktif di Reaktor Nuklir Terbesar Eropa: Seberapa Bahaya?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI