Prabowo menganggap wajar setiap negara memiliki kebijakan masing-masing demi kepentingan rakyatnya, begitu pula dengan Indonesia. Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir dan pervaya diri dengan kekuatan yang dimiliki Indonesia.
"Pemimpin-pemimpin Amerika memikirkan kepentingan rakyat Amerika. Kita memikirkan kepentingan rakyat kita. Tidak perlu ada rasa kecewa, tidak perlu ada rasa khawatir. Kita percaya dengan kekuatan kita sendiri," kata Prabowo.
"Kalaupun ada tantangan, ya kita hadapi dengan gagah, dengan tegar, mungkin ada beberapa saat, tapi kita yakin bahwa kita akan bangkit dengan tingkat yang baik," sambungnya.
Jangan Reaktif
Sebelumnya diberitakan, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengingatkan Presiden Prabowo Subianto untuk tidak bersikap reaktif dan meniru langkah negara lain dalam menghadapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat atau AS.
Sebab, strategi yang digunakan negara-negara lain dalam menghadapi tekanan tarif baru tersebut belum tentu ideal bagi Indonesia.
Nur mengatakan bahwa tekanan tarif resiprokal secara umum memaksa negara-negara terdampak bergerak cepat dengan strategi yang berbeda-beda.
Misalnya, Taiwan yang secara mengejutkan memilih jalur non-retaliasi. Pada Minggu (6/4/2025) melalui Presiden Lai Ching-te, Taiwan secara terbuka menawarkan negosiasi yang dimulai dari tarif 0 persen dengan AS.
Mereka juga mengusulkan pendekatan negosiasi serupa perjanjian ASMCA (antara AS, Meksiko, Kanada) dan berjanji akan memperluas pembelian produk-produk AS untuk secara proaktif mengurangi defisit perdagangan bilateral yang kerap disorot oleh Washington.
Baca Juga: KSPSI Desak Pemerintah Lobi AS Soal Tarif Trump, Minta Pemberlakuan Dilakukan Bertahap
"Langkah Taiwan ini, meskipun tampak sangat akomodatif dan penuh konsesi, menunjukkan dua hal penting bagi Indonesia," katanya kepada Suara.com, Selasa (8/4/2025).