CEK FAKTA: Prabowo Susun RUU Penjarakan Pejabat yang Hina Rakyat

Eko Faizin Suara.Com
Rabu, 09 April 2025 | 12:37 WIB
CEK FAKTA: Prabowo Susun RUU Penjarakan Pejabat yang Hina Rakyat
CEK FAKTA: Prabowo Susun RUU Penjarakan Pejabat yang Hina Rakyat. [Foto dok. Biro Pers Sekretariat Pres]

Suara.com - Beredar unggahan yang menarasikan Presiden Prabowo Subianto menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) untuk memenjarakan pejabat yang menghina rakyat.

Dalam postingan Instagram tersebut tidak dijelaskan isi hukuman dan lama waktu tahanan bagi pejabat yang menghina rakyat. Adapun narasi yang disampaikan sebagai berikut:

"PRABOWO AKAN MENYUSUN UU PEJABAT YANG HINA RAKYAT"

CEK FAKTA: Prabowo Susun RUU Penjarakan Pejabat yang Hina Rakyat. [Ist]
CEK FAKTA: Prabowo Susun RUU Penjarakan Pejabat yang Hina Rakyat. [Ist]

Lantas, benarkah Prabowo susun RUU untuk penjarakan pejabat yang hina rakyat?

PENJELASAN:

Dalam penelusuran dilansir Antara, pada Rapat Paripurna DPR RI Ke-8 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 menyetujui 176 rancangan undang-undang masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Tahun 2025-2029 dan 41 RUU masuk Prolegnas Prioritas 2025.

Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Bob Hasan menjelaskan dari 176 RUU yang ditetapkan dalam Prolegnas RUU Tahun 2025-2029.

Bersamaan dengan itu disepakati pula lima daftar RUU kumulatif terbuka. Kemudian, dari 41 RUU yang ditetapkan masuk Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2025, disepakati pula lima daftar RUU kumulatif terbuka.

Dalam daftar RUU Prolegnas 2025-2029 Usulan Komisi DPR tersebut, tidak ada RUU yang memenjarakan penjara karena menghina rakyat.

Baca Juga: Demi Daya Saing, Prabowo: TKDN Fleksibel Saja Lah

Dengan demikian, narasi yang menyebut Prabowo menyusun RUU untuk memenjarakan pejabat yang menghina rakyat merupakan kabar hoaks.

Pemerintah siapkan RUU pelaksanaan hukuman mati

Di sisi lain, pemerintah tengah mempersiapkan Rancangan Undang Undang (RUU) Pelaksanaan Hukuman Mati sebagai aturan turunan dari Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Nasional yang akan diterapkan pada 2 Januari 2026.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mengungkapkan, UU tersebut dirancang seiring dengan kondisi Indonesia yang saat ini sedang dalam masa transisi dari KUHP lama peninggalan Belanda menuju KUHP Nasional.

"Dalam KUHP Nasional ini, hukuman mati yang dijatuhkan tidak dapat langsung dilaksanakan," katanya dikutip dari Antara, Selasa (8/4/2025).

Yusril mengungkapkan jika pada KUHP baru, terpidana mati lebih dahulu harus ditempatkan dalam tahanan selama 10 tahun untuk dievaluasi apakah yang bersangkutan benar-benar sudah tobat dan menyesali perbuatannya atau tidak.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI