Meski demikian, pihak rumah sakit tetap menekankan bahwa dugaan latar belakang personal tidak serta merta dapat menjadi pembenaran atas tindakan kekerasan fisik dalam lingkungan pendidikan dan pelayanan medis.
Manajemen rumah sakit mengakui bahwa interaksi antara peserta didik dan konsulen memang kerap diwarnai dinamika, mengingat tekanan kerja serta beban tanggung jawab yang tinggi dalam dunia medis.
Namun, semua pihak diharapkan tetap menjaga profesionalisme, etika, dan rasa saling menghormati.
Kini, publik menanti langkah tegas dari institusi terkait dalam menanggapi kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan citra pendidikan kedokteran di Indonesia dapat kembali ditegakkan dengan nilai-nilai profesionalisme dan etika yang semestinya.