"Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia. Sekarang saja kita sudah bisa bantu negara lain. Kita bantu tetangga-tetangga kita, saudara-saudara kita dari segi kemanusiaan. Kita bantu dan ini sesuatu yang membanggakan. Saya menjadi Presiden sebuah negara yang bukan minta-minta, tapi membantu saudara-saudara yang lain," kata Presiden Prabowo saat memberikan sambutan di lokasi tanam raya di Ogan Ilir, Rabu.
Presiden kembali menekankan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, termasuk harga saham yang fluktuatif, selama Indonesia masih memproduksi pangan untuk rakyatnya sendiri.
Menurut Presiden, Indonesia merupakan negara yang kuat dan kaya akan sumber daya alam. Selain itu, Presiden menginginkan agar kekayaan tidak terpusat dan dinikmati segelintir orang.
Kepala Negara menegaskan bahwa kekayaan bangsa Indonesia harus dinikmati seluruh rakyat Indonesia.
"Enggak usah takut saham naik atau turun. Bapak punya saham? Enggak? Enggak punya saham Bapak? Ya, yang punya saham saya mengerti anda juga berjasa. Tapi selama kita bisa produksi pangan, negara kita aman, enggak usah khawatir. Negara kita kuat, negara kita kaya," kata Presiden.
Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi seluruh unsur dalam percepatan produksi pertanian, antara lain kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kepala daerah, kelompok tani dan pemangku kepentingan lainnya.
"Saya terima kasih, Menteri Pertanian. Kalau di tentara saya mau naikin pangkat berapa kali? Menteri Pertanian kita memang hitam karena di lapangan terus. Kalau Menteri Pertanian tidak hitam, saya curiga," kelakar Prabowo kepada Menteri Amran Sulaiman.
Dalam keterangan terpisah, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa tanam raya kali ini dilakukan secara serentak di 160 kabupaten di seluruh Indonesia.
Mentan menargetkan luas tanam selama April 2025 mencapai 1,3 juta hektare dengan estimasi produksi mencapai 7,5 juta ton gabah.
Baca Juga: Prabowo Ungkap Strategi Swasembada Pangan, Salah Satunya Mau Bikin Kebun Bertingkat di Perkotaan
"Insyaallah produksinya kita target 7,5 juta ton. Kalau menjadi beras itu 3,5 sampai 4 juta ton. Di mana kebutuhan per bulan hanya 2,5 juta ton," kata Mentan.