Tragedi Kecelakaan Pesepeda Lulu Junayah, Alarm Keras untuk Keselamatan di Jalur Sepeda Jakarta

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 28 April 2025 | 08:32 WIB
Tragedi Kecelakaan Pesepeda Lulu Junayah, Alarm Keras untuk Keselamatan di Jalur Sepeda Jakarta
Ilustrasi pesepeda melintasi jalur khusus sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Tentunya ketika taksi itu berhenti mendadak kemudian sepedanya terkena pintu, dan kemudian ada motor dari belakang yang menabrak," jelas Pramono saat ditemui di Jakarta Selatan, Minggu (27/4/2025).

Pramono menyatakan komitmennya untuk menertibkan kendaraan yang parkir sembarangan di jalur sepeda.

Ia juga menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada pengguna kendaraan yang menyalahgunakan fasilitas umum.

"Kami akan melakukan penertiban. Kalau ada yang parkir atau menggunakan jalur bukan semestinya, tentu kami akan beri sanksi," tegasnya.

Komunitas pesepeda Bike to Work menggelar aksi keprihatinan di depan Kedubes Jepang setelah meninggalnya Lulu Junayah di Jalan MH Thamrin, Jakarta. [Tangkapan layar akun IG bike2 work]
Komunitas pesepeda Bike to Work menggelar aksi keprihatinan di depan Kedubes Jepang setelah meninggalnya Lulu Junayah di Jalan MH Thamrin, Jakarta. [Tangkapan layar akun IG bike2 work]

Tragedi Lulu Junayah ini memperkuat bukti bahwa kelalaian pengemudi menjadi faktor besar dalam kecelakaan sepeda.

Menurut Data dari Bikelegal Firm dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) Amerika Serikat menunjukkan bahwa pada Tahun 2022, lebih dari 80 persen kematian pesepeda disebabkan kelalaian pengemudi kendaraan bermotor.

Salah satu jenis kecelakaan yang paling sering terjadi adalah dooring, yakni ketika pintu kendaraan dibuka tiba-tiba dan menabrak pesepeda.

Data NHTSA memperkirakan, rata-rata lebih dari 600 pesepeda per tahun mengalami insiden dooring, dengan cedera berat seperti patah tulang, trauma tulang belakang, hingga cedera otak traumatis.

Selain itu, waktu kejadian juga memainkan peran besar. Senja hingga fajar adalah jam-jam paling berbahaya bagi pesepeda karena menurunnya visibilitas dan meningkatnya kepadatan lalu lintas.

Baca Juga: Duka Gubernur Pramono Atas Meninggalnya Pesepeda di Depan Kedubes Jepang: Tak Boleh Terulang Lagi

Dengan maraknya kampanye ramah lingkungan dan dorongan penggunaan moda transportasi nonmotor, pemerintah Jakarta telah membangun banyak jalur sepeda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI