Kendati belum sepenuhnya sempurna, program Zero Waste mulai menunjukkan hasil.
Jalur-jalur favorit seperti Sembalun dan Senaru kini tampak lebih bersih dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pendaki mulai terbiasa dengan sistem pengecekan barang dan sampah, di mana mereka wajib melaporkan jenis dan jumlah sampah yang dibawa serta mengembalikannya saat turun.
“Kondisi jalur pendakian semakin membaik. Tapi tetap, program ini akan terus kami evaluasi agar ke depan lebih optimal,” lanjut Budi.
Pendaki yang akan naik ke Rinjani sekarang diwajibkan melakukan pre-check barang bawaan, khususnya yang berpotensi menjadi sampah. Bungkus makanan, botol air, plastik, dan lainnya.
Saat kembali, semua barang sisa tersebut harus dibawa turun dan dicocokkan dengan data awal.
Bukan Membatasi Rezeki, Tapi Menjaga Warisan
Sebagai kawasan konservasi yang menjadi rumah bagi keanekaragaman hayati, TNGR juga membatasi jumlah pengunjung.
“Makanya demi keberlanjutan wisata Rinjani, kami membuat pembatasan. Bukan membatasi rezeki orang,” jelas Budi.
Baca Juga: Syok Lihat Sampah Tak Terurus di Pasar Caringin, Dedi Mulyadi : Ini Pasar Atau Sawah?
Jumlah pengunjung per hari maksimal 700 orang, yang tersebar melalui enam jalur pendakian. Jalur Senaru, Sembalun, Torean, Aik Berik, Tetebatu, dan Timbanuh.