Suara.com - Korlantas Polri mengaku, telah mendapat hasil Traffict Acciden Analysis (TAA) dari kecelakaan bus ALS di Padang Panjang, Sumatera Barat, beberapa waktu lalu.
Akibat kecelakaan tersebut, sedikitnya 12 orang penumpang dikabarkan meninggal dunia.
"Sudah, sudah (ada hasilnya),” kata Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Meski demikian, Agus mengaku belum bisa menyampaikan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh pihaknya. Namun kemungkinan besar kecelakaan itu terjadi akibat rem blong.
“asih dalam proses penyidikan dan pendalaman, tapi diduga akibat rem blong," jelasnya.
Tim penyidik, lanjut Agus, mengaku masih melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan itu nantinya bakal dilakukan oleh ahli sebelum menetapkan tersangka dalam perkara ini.
"Nanti masih kita kuatkan dengan saksi ahli mendalami kaitan dengan kesaksian. Tapi sementara itu, dari Korlantas sudah sangat cepat ke TKP," jelasnya.
Sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, jika bus ALS yang terlibat kecelakaan di Padang Panjang, Sumatera Barat, tidak memiliki izin operasional.
Hal itu diketahui setelah pihak Kemenhub mengecek data di aplikasi Mitra Darat.
Baca Juga: Istana Sampaikan Duka Atas Kecelakaan Maut, Presiden Prabowo Kasih Perintah Tegas
"Telah diperiksa pada Aplikasi Mitra Darat, ditemukan Bus ALS tersebut tidak memiliki izin operasi, sementara masa uji berkala berlaku hingga 14 Mei 2025," kata Kepala Bidang Hukum dan Humas Ditjen Hubungan Darat, Aznal, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).
Aznal mengatakan, dalam kecelakaan ini, bus ALS dengan nomor polisi B 7512 FGA datang dari arah Bukittinggi menuju Kota Padang.
Saat berada di dekat simpang Terminal Bukit Surungan, bus mengalami kecelakaan dengan posisi akhir terguling miring ke sebelah kiri.
"12 penumpang meninggal dunia dan sebanyak 25 orang lainnya mengalami luka-luka,” ucapnya.
Aznal mengatakan, saat ini Ditjen Hubdat sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan tersebut.
Kemudian, ia mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan rutin melakukan uji berkala kendaraan.
Selain itu, diharapkan para pengelola bus melakukan pendaftaran izin angkutan.
Istana Sampaikan Duka Korban Kecelakaan Maut
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan duka mendalam dari pemerintah atas sejumlah peristiwa kecelakaan yang makan korban jiwa.
Kecelakaan maut terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari kecelakaan antara truk pengangkut pasir dan sebuah minibus di Jalan Raya Purworejo–Magelang.
Lalu kecelakaan bus di Kota Padang Panjang, hingga tenggelamnya kapal feri di Teluk Balikpapan.
Prasetyo mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan atensi atas peristiwa kecelakaan di sejumlah wilayah tersebut.
Prabowo juga sudah memerintahkan pihak-pihak terkait untuk segera melakukan penangangan.
"Bapak presiden mengatensi betul kejadian-kejadian tersebut dan sudah memerintahkan. Kami sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait, terutama Menhub, Kapolri untuk satu tentu penanganan-penanganan terhadap semua korban," kata Prasetyo di komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Instruksi kedua, Prabowo meminta pihak-pihak terkait memikirkan mitigasi agar kecelakan-kecelakan serupa tidak berulang.
"Jadi diharapkan kepada jajaran terkait untuk meningkatkan pengecekan kelayakan jalan terhadap moda-moda transportasi kita, terutama yang bertonase besar, supaya kita berharap kejadian-kejadian ini tidak sudah terulang proses-proses pengecekan KIR, pajak kelayakan jalan kepada seluruh pihak terkait," kata Prasetyo.
"Bapak presiden kemarin memberikan petunjuk kepada menteri perhubungan dan bapak kapolri untuk semua jajaran melakukan proses proses identifikasi dan pengecekan lebih intensif," sambung Prasetyo.