CEK FAKTA: Netanyahu Tolak Rencana Donald Trump Akui Kemerdekaan Palestina, Benarkah?

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 14 Mei 2025 | 15:15 WIB
CEK FAKTA: Netanyahu Tolak Rencana Donald Trump Akui Kemerdekaan Palestina, Benarkah?
Kolase Benjamin Netanyahu dan Donald Trump. [Dok. Antara]
cek fakta hoaks

Hoaks!

Berdasarkan verifikasi Suara.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

Suara.com - Beredar narasi yang menyebutkan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengakui kemerdekaan Palestina.

Unggahan di media sosial Twitter atau X itu ramai diperbincangkan. Disebutkannya, Netanyahu menentang rencana Donald Trump yang disebut-sebut akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat.

Narasi tersebut muncul di tengah eskalasi konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, pascaserangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.

Sejak saat itu, serangan balasan dari Israel ke Gaza semakin membabi buta. Serangan terbaru bahkan menyasar fasilitas publik seperti rumah sakit dan sekolah. Hingga pertengahan Mei 2025, belum ada tanda-tanda agresi Israel akan berhenti.

Dalam unggahan tersebut, dinyatakan bahwa Netanyahu memperingatkan pengakuan sepihak dari Amerika Serikat terhadap kemerdekaan Palestina akan memicu langkah sepihak Israel, termasuk terhadap Iran.

Berikut narasi yang beredar:

“Perang psikologis antara kedua sekutu. Trump berencana mengakui Palestina sbg negara merdeka.

Netanyahu menentang rencana Trump: pengakuan sepihak terhadap Palestina akan memaksa tindakan sepihak sbg tanggapan.

Israel juga tidak akan minta izin ke Amerika utk menyerang Iran...”

Baca Juga: Elon Musk dan Donald Trump "Berantem" Hingga Bikin Nasib Astronot AS Terancam

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Berdasarkan penelusuran menggunakan kata kunci “Trump akui Palestina sebagai negara merdeka” dan berbagai kata kunci berbahasa inggris, tidak ditemukan sumber resmi yang menyebut Donald Trump secara terbuka berencana mengakui kemerdekaan Palestina.

Potongan unggahan bernarasi Netanyahu menentang rencana Donald Trump yang disebut-sebut akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat. [Dok. Antara]
Potongan unggahan bernarasi Netanyahu menentang rencana Donald Trump yang disebut-sebut akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat. [Dok. Antara]

Meski demikian, kunjungan Trump ke Arab Saudi yang dijadwalkan pada Selasa, 13 Mei 2025, menjadi sorotan. Menariknya, dalam lawatan tersebut, Israel tidak termasuk dalam daftar negara yang akan dikunjungi oleh mantan Presiden AS tersebut.

Sebelumnya, pada wawancara bersama Fox News pada 10 Februari 2025, Trump menyampaikan pernyataan kontroversial soal warga Palestina. Ia secara tegas menyatakan bahwa mereka tidak memiliki hak untuk kembali ke Gaza.

"Apakah warga Palestina akan memiliki hak untuk kembali?" tanya Bret Baier dari Fox News.

"Tidak, mereka tidak akan memilikinya," jawab Trump, sambil mengungkapkan rencananya membangun tempat tinggal permanen bagi warga Palestina.

Pernyataan itu memicu gelombang protes, terutama dari kalangan masyarakat Palestina yang menyatakan tidak akan meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Perbedaan Sikap Trump dan Netanyahu dalam Isu Timur Tengah

Mengutip NBC News, Frank Lowenstein, mantan utusan AS untuk Timur Tengah di era Presiden Obama, menjelaskan bahwa Donald Trump dan Benjamin Netanyahu memang memiliki perbedaan kebijakan terkait isu regional, termasuk soal Iran dan konflik Gaza.

“Saya kira yang kita lihat adalah pengakuan dari pihak Israel bahwa meskipun mereka menyambut baik terpilihnya Trump dan mengira akan mendapat cek kosong untuk menjalankan agenda apa pun, ternyata Trump punya agendanya sendiri,” ungkap Lowenstein.

Trump yang dulunya dikenal sebagai pendukung penuh Israel, termasuk mendukung agresi militer dan pencabutan pembatasan senjata, kini justru mengambil jalur diplomasi terhadap Iran.

Sementara itu, Netanyahu tetap memandang Iran sebagai ancaman dan mendorong serangan militer terhadap fasilitas nuklir negara tersebut.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelusuran, tidak ditemukan pernyataan resmi dari Donald Trump yang menyatakan akan mengakui Palestina sebagai negara merdeka.

Begitu pula, tidak ada bukti bahwa Netanyahu menolak rencana tersebut, mengingat rencana itu sendiri tidak pernah diumumkan.

Unggahan di media sosial terbukti tidak berdasarkan fakta dan masuk dalam kategori disinformasi. Dalam situasi geopolitik yang sensitif, publik diminta lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. (Antara)

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI