Suara.com - Memasuki hari ke-15 masa operasional haji, suasana di sekitar Masjidil Haram, Makkah, semakin dipenuhi oleh jemaah dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kepadatan ini merupakan hal yang lazim terjadi menjelang puncak ibadah haji.
Namun, di balik kekhusyukan beribadah, masih ditemukan sejumlah jemaah haji Indonesia yang kebingungan saat hendak kembali ke hotel usai beribadah, terutama karena belum memahami sistem terminal dan rute bus Shalawat yang tersedia.
Pantauan langsung dari Media Center Haji (MCH) mencatat bahwa tidak sedikit jemaah yang tampak bingung ketika keluar dari Masjidil Haram, karena tidak mengetahui dari terminal mana mereka harus naik bus kembali ke penginapan.
Situasi ini tentu berisiko membuat jemaah tersesat atau kelelahan karena harus berjalan kaki mencari terminal yang sesuai dengan lokasi hotel mereka.
Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mujib Roni, dalam keterangannya di Makkah pada Jumat (16/5/2025), kembali mengingatkan jemaah untuk selalu membawa dan memahami kartu bus yang telah diberikan.
"Kartu bus ini harus selalu dibawa. Agar kalau lupa bisa melihat kartu," ujar Mujib. Kartu tersebut berisi informasi penting seperti nomor bus dan rute yang harus diingat oleh setiap jemaah.
Untuk mendukung kelancaran transportasi, PPIH telah menyiapkan sistem transportasi bus Shalawat yang terorganisir dengan rasio satu bus untuk setiap 400 jemaah.
Terdapat tiga titik utama terminal bus Shalawat yang berada di sekitar Masjidil Haram:
Baca Juga: Apa Hukum Wanita Pergi Haji Tanpa Mahram? Ini Penjelasannya
- Terminal Syib Amir: Terminal ini melayani jemaah yang tinggal di wilayah Syisyah dan Raudhah.
- Terminal Ajyad: Melayani jemaah yang menetap di kawasan Misfalah.
- Terminal Jabal Ka’bah: Ditujukan untuk jemaah yang menginap di area Jarwal.
Setiap terminal memiliki jalur bus yang berbeda, dengan nomor rute yang sesuai dengan hotel tujuan.