"Mau jadi cleaning service aja gak boleh pake ijazah palsu apalagi jadi presiden," tambah @ari****.
"Aman aja pakai ijazah palsu karena udah dipraktikkan sama mantan pimpinan bangsa," tulis @bar****.
Meski tidak menyebut nama secara eksplisit, komentar-komentar seperti ini pun akhirnya menjadi bagian dari percakapan publik yang luas di media sosial, menyiratkan bahwa masyarakat mendambakan transparansi dan keadilan dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kasus-kasus penggunaan ijazah palsu sendiri bukan hal baru di Indonesia. Dari sektor pendidikan, instansi pemerintah, hingga swasta, beberapa kasus telah terungkap dan diproses secara hukum.
Hal ini juga menunjukkan bahwa pemalsuan ijazah merupakan pelanggaran serius yang berdampak langsung terhadap kualitas sumber daya manusia dan kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga yang ada.