Suara.com - Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menyampaikan keinginan pemerintah dalam merencanakan pendidikan coding dan Artificial Intelegence atau AI kepada siswa sekolah.
Menurut Pratikno, penggunaan teknologi memang tidak bisa dihindari lagi untuk mengikuti perkembangan zaman.
Meski demikian, penggunaan AI juga harus dilakukan secara bijak dengan memanfaatkannya untuk produktivitas.
Pratikno menyampaikan, mengajarkan AI sejak dini juga sebenarnya untuk melatih daya kritis anak.
"Kita sebutnya program for all, bagaimana AI, bijak berteknologi itu mulainya adalah critical thinking. Critical thinking melakukan verifikasi informasi, selain itu juga memberikan fondasi karakter, moralitas, mentalitas di dalam pendidikan kita," kata Pratikno saat ditemui di Kantor PMK, Jakarta, Senin 19 Mei 2025.
Menurutnya, coding bukan sekadar kemampuan teknis, tetapi juga sarana untuk melatih logika dan mendorong siswa berpikir secara mendalam.
Pratikno menuturkan, bila anak terbiasa berpikir logis dan kritis melalui pembelajaran coding, maka akan memiliki kemampuan intelektual yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam menggunakan teknologi.
Hal ini menjadi penting di tengah maraknya penggunaan kecerdasan buatan atau Ai yang dapat menggantikan proses berpikir manusia.
"Jadi berpikir secara mendalam, melatih, mengasah otak, jadi justru tidak mengandalkan kepada bantuan AI, tapi berpikir, anak-anak terbiasa berpikir secara logik, secara critical thinking, sehingga mampu untuk cerdas, tetapi juga mampu untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi," tuturnya.
Baca Juga: Bawa Isu Stunting ke Forum Internasional, Pratikno Ajak Dunia Dukung Pembangunan Manusia di RI
Terkait dengan pembuatan kurikulum AI dan coding mulai dari siswa SD, Pratikno menyampaikan kalau rencana itu masih dalam proses penyusunan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen).