suara hijau

Transportasi Bersih untuk Masa Depan Asia: Enam Langkah Menghadapi Krisis Iklim

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Selasa, 27 Mei 2025 | 18:35 WIB
Transportasi Bersih untuk Masa Depan Asia: Enam Langkah Menghadapi Krisis Iklim
Ilustrasi rel kereta api - Transportasi hijau (Photo by Alex Qian/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Transportasi kini menjadi salah satu sektor penyumbang emisi karbon terbesar di dunia. Di kawasan Asia-Pasifik, dampaknya semakin terasa seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dan urbanisasi yang masif.

Untuk menghadapi tantangan ini, para ahli merekomendasikan enam langkah strategis yang perlu segera diterapkan dalam komitmen iklim nasional atau Nationally Determined Contributions (NDCs) masing-masing negara.

Menurut International Energy Agency (IEA), sektor transportasi menyumbang sekitar 16% dari total emisi karbon dioksida global. Di Asia, angka ini bahkan bisa lebih tinggi. Sayangnya, banyak negara di kawasan ini belum sepenuhnya memasukkan sektor transportasi dalam strategi iklim nasional mereka.

“Dengan mengintegrasikan enam langkah ini ke dalam NDCs, negara-negara Asia dapat memperkuat upaya global dalam mengatasi perubahan iklim,” tulis laporan terbaru dari para peneliti kebijakan transportasi berkelanjutan.

Melansir laman World Economic Forum, Selasa (27/5/2025) menyajikan enam strategi yang bisa diadopsi negara-negara Asia untuk menuju transportasi berkelanjutan.

1. Menetapkan Target Emisi

Langkah pertama adalah menetapkan target pengurangan emisi khusus untuk sektor transportasi, termasuk angkutan barang. Target ini perlu selaras dengan jalur 1,5°C sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Paris.

Data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa untuk menjaga suhu bumi tidak naik lebih dari 1,5°C, emisi CO global harus turun sebesar 45% pada 2030 dibandingkan tingkat emisi pada 2010.

2. Meningkatkan Kualitas dan Akses Transportasi Publik

Baca Juga: Cuaca Ekstrem Jadi Kenyataan Tak Terhindarkan, Bagaimana Memperkuat Ketahanan?

Transportasi publik yang andal dapat menjadi solusi mobilitas perkotaan yang ramah lingkungan. Pemerintah perlu mengalokasikan investasi untuk memperluas jaringan bus, kereta, dan layanan umum lainnya agar masyarakat tidak lagi bergantung pada kendaraan pribadi.

Studi dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menyebutkan bahwa sistem Bus Rapid Transit (BRT) dapat memangkas emisi hingga 40% dibandingkan penggunaan mobil pribadi.

3. Mendorong Penggunaan Kendaraan Listrik

Transisi ke kendaraan listrik menjadi kunci penting dalam menurunkan emisi transportasi. Selain memberikan insentif, pemerintah juga perlu menghapus subsidi bahan bakar fosil secara bertahap.

Di Indonesia, pemerintah menargetkan 2,1 juta kendaraan listrik beroperasi pada 2030. Sementara itu, China sudah memimpin pasar global dengan penjualan lebih dari 10 juta unit pada 2022.

4. Meningkatkan Ketahanan Infrastruktur

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI