Suara.com - Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan kondisi pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2025 masih dalam kondisi yang aman.
Inspektur Jenderal Kementerian Agama, Khairunas, mengatakan meski ada sejumlah masalah, namun dia memastikan hal tersebut bukan hal yang besar.
“Dalam pemantauan tim kami sampai saat ini masih dalam kadar aman dan terkendali dan semuanya masih bisa dikoordinasikan,” kata Khairunas di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (28/5/2025).
Khairunas mengatakan pihaknya juga telah melakukan pemantauan sejauh mana kehadiran dan keefektifan petugas PPIH yang ada di dalam negeri untuk melakukan tugas pelayanan kepada jamaah haji di embarkasi.
“Kami juga melihat sejauh mana proses penyediaan konsumsi yang ada di asrama haji juga kami cek dan hasil temuan-temuan pemantauan di lapangan dan langsung pada saat itu juga dicarikan langkah-langkah korektif sehingga langsung dilakukan perbaikan-perbaikan,” ucapnya.
Ia juga menyebut salah satu contoh kasus yang sempat terjadi. Saat awal-awal kloter keberangkatan, ada salah seorang jemaah yang visanya belum keluar.
Namun Khairunas memastikan hal itu akhirnya dapat teratasi, sehingga jemaah tersebut bisa berangkat tepat waktu.
“Kita dorong bagaimana visanya cepat keluar,” jelas Khairunas.
Kisah lain juga dibagikan Khairunas, saat ada salah seorang jemaah yang jatuh sakit. Saat itu, ia seharusnya berangkat pada kloter awal.
Baca Juga: Bikin Jemaah Haji Indonesia Tercecer, DPR Desak Kemenag-PPIH Gercep Tuntaskan Masalah Syarikah
Namun, petugas menyiasatinya dengan menukar keberangkatan jamaah tersebut.
“Kita upayakan mengganti kloter di bawahnya, jemaah berikutnya yang itu naik ke atas, sehingga tidak terlalu banyak open seat-nya,” jelasnya.
Khairunas juga mengatakan saat ini pihaknya sedang terus melakukan perbaikan pelayanan terutama bagi mereka yang telah berusia lanjut.
Sementara, untuk di luar negeri seperti Saudi baik yang di mekah, Madinah dan di Jeddah, setiap ada laporan langsung dilakukan tindakan korektif.
“Perbaikan-perbaikan sepanjang apa yang ditemukan pada saat pemantauan di lapangan,” katanya.
“Contoh bahwa terkait dengan transportasi. Ada jemaah yang tidak bisa dibawa dari bandara ke hotel, karena beda sarikah kemudian dicarikan solusi bagaimana tim pemantau berkomunikasi dengan tim transportasi di petugas di sana untuk segera mencari solusi-solusinya dan itu langsung dilakukan pada saat itu juga,” Khairunas menambahkan.