Ditunjuk Jadi Amiratul Hajj, Menteri PPPA Tegaskan Pelaksanaan Haji Harus Sensitif Gender

Jum'at, 30 Mei 2025 | 12:23 WIB
Ditunjuk Jadi Amiratul Hajj, Menteri PPPA Tegaskan Pelaksanaan Haji Harus Sensitif Gender
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi. (Foto dok, ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menegaskan akan memperkuat perlindungan dan pemenuhan hak jemaah haji perempuan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Pernyataan itu dia sampaikan seiring penugasan dirinya sebagai Amiratul Hajj atau pemimpin misi haji perempuan Indonesia untuk pelaksanaan ibadah haji 1446 H/2025. Menurut Arifah, penyelenggaraan ibadah haji perlu dilaksanakan dengan pendekatan yang inklusif dan sensitif gender.

“Penunjukan ini bukan semata soal kepemimpinan, melainkan juga bentuk nyata komitmen negara dalam menjamin hak-hak perempuan, termasuk hak untuk beribadah dengan aman, nyaman, dan bermartabat,” ujar Arifah dalam keterangannya, ditulis Jumat (30/5/2025).

Sebagai Amiratul Hajj, Arifah bertugas memantau secara langsung pelaksanaan layanan dan perlindungan bagi jemaah perempuan mulai dari akomodasi, pendampingan, hingga penanganan dalam situasi darurat.

Kementerian PPPA juga bekerja sama dengan Kementerian Agama, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), serta otoritas Arab Saudi untuk memastikan seluruh aspek kebutuhan perempuan terpenuhi secara menyeluruh.

Arifah menyampaikan bahwa salah satu yang harus jadi perhatian ialah jemaah lansia.

“Banyak jemaah perempuan yang datang untuk beribadah dalam usia yang tidak muda, sebagian dengan kondisi fisik yang rentan. Mereka membutuhkan perlindungan dan pendampingan yang sensitif terhadap kebutuhan mereka," ujarnya.

Langkah ini sekaligus mempertegas keberpihakan pemerintah terhadap isu perlindungan jemaah perempuan, mengingat besarnya proporsi perempuan dalam keberangkatan haji setiap tahunnya imbuh Arifah.

Menurutnya, kehadiran pemimpin perempuan di lapangan diharapkan mampu memperkuat koordinasi dan mempercepat penanganan berbagai isu spesifik yang dialami jemaah perempuan.

Baca Juga: Timwas Haji DPR RI Soroti Lemahnya Koordinasi, Bikin Jemaah Sulit Akses Kesehatan

Sementara itu, Menteri Agama, Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa penunjukan Amirul Hajj dan Amiratul Hajj menandai dimulainya misi kenegaraan dalam pelaksanaan haji, yang bertujuan untuk memastikan pelayanan terbaik bagi seluruh jemaah Indonesia.

“Amirul Hajj dan Amiratul Hajj mengemban amanah dari Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan seluruh jemaah Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mendapatkan layanan terbaik selama menjalankan ibadah. Tugas ini juga mencakup diplomasi dengan otoritas Saudi untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji ke depan,” jelasnya.

Diketahui hingga 29 Mei 2025, tercatat sebanyak 482 kloter jemaah haji reguler telah diberangkatkan ke Tanah Suci. Dari total 180.734 jemaah yang sudah tiba, sebanyak 105.085 atau 55 persen di antaranya adalah perempuan.

“Dominasi jumlah jemaah perempuan dalam penyelenggaraan haji menjadi alasan kuat pentingnya perlindungan dan perhatian khusus terhadap kebutuhan mereka,” kata Nasaruddin.

Menag Umumkan Amirul Hajj Misi Haji 2025

Diketahui, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengumumkan delegasi Amirul Hajj pada penyelenggaraan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi dan mulai bertugas memimpin misi haji Indonesia di Arab Saudi mulai 29 Mei sampai 17 Juni 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI