Tak Hanya Masuk Sekolah Jam 6 Pagi, Dedi Mulyadi Juga Minta PR untuk Siswa Dihapus

Rabu, 04 Juni 2025 | 11:58 WIB
Tak Hanya Masuk Sekolah Jam 6 Pagi, Dedi Mulyadi Juga Minta PR untuk Siswa Dihapus
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi [Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali membuat heboh setelah menyerukan rencana kebijakan lain untuk para murid sekolah. Setelah berhasil memasukkan anak-anak bermasalah ke barak militer, kini Dedi Mulyadi ingin para siswa masuk ke sekolah pada pukul 6 pagi.

Rencana tersebut tentu mendapat berbagai tanggapan dari berbagai pihak, mulai dari anggota DPR hingga Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen).

Baru-baru ini, Dedi Mulyadi rupanya juga ingin agar pekerjaan rumah atau PR yang diberikan kepada siswa untuk dihapus. Hal ini disampaikan oleh Dedi Mulyadi melalui video singkat yang diunggahnya di akun TikTok resmi @dedimulyadiofficial.

Pada mulanya, Dedi Mulyadi menyebutkan bahwa anak-anak sekolah harus memulai kegiatan belajar pukul 6.30 pagi. Peraturan tersebut rencananya akan diterapkan mulai tahun ajaran baru 2025/2026 yang akan berlangsung pada 14 Juli 2025.

"Saya sampaikan bahwa di tahun ajaran baru 2025/2026 yang akan datang, sekolah di Jawa Barat dimulai pukul 6.30 pagi. Sekali lagi sekolah di Jawa Barat dimulai pukul 6.30," kata Dedi Mulyadi.

Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga meminta agar para pelajar memiliki jam malam. Mantan Bupati Purwakarta tersebut sebelumnya mengatakan untuk memberlakukan peraturan jam malam, di mana para pelajar tidak boleh beraktivitas atau keluar rumah di atas pukul 9 malam.

Oleh karena itu, pekerjaan rumah atau PR yang biasanya ditugaskan kepada para siswa dapat dihapus. Sehingga para pelajar tidak bisa memakai alasan untuk mengerjakan PR agar keluar rumah pada malam hari.

"Nah selanjutnya, karena anak-anak tidak boleh keluar rumah lebih dari jam 9 tanpa pendampingan, tanpa keperluan yang mendesak yang didasarkan pada izin orang tuanya, maka pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana untuk menghapus pekerjaan rumah bagi anak-anak sekolah," sambung Dedi Mulyadi.

Namun, bukan berarti para pelajar tidak diberikan tugas tambahan untuk belajar. PR tersebut dapat diganti sebagai tugas sekolah yang bisa dikerjakan saat masih di sekolah.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Mau Anak Sekolah Masuk Jam 6 Pagi, Komisi X DPR: Tolong Dikaji Dulu Secara Mendalam

"Seluruh pekerjaan sekolah dikerjakan di sekolah. Tugas-tugas sekolah dikerjakan di sekolah, tidak dibawa menjadi beban di rumah," jelas Dedi Mulyadi.

Lelaki yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) tersebut berharap anak-anak dapat beristirahat di rumah dan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti membantu kedua orang tua.

"Di rumah, anak-anak itu relax, baca buku, berolahraga, fokus membantu kedua orang tuanya, meringankan beban-beban kerjaannya, kemudian belajar membereskan rumah, cuci piring, perempuan belajar masak, ngepel, dan berbagai kegiatan lainnya yang bermanfaat," imbuh Dedi Mulyadi lagi.

Selain itu, para pelajar juga dapat memanfaatkan waktu luang tersebut untuk menambah ilmu dengan mengikuti les.

"Kemudian bisa mengikuti les musik, les bahasa Inggris, les matematika, les fisika, dan berbagai kegiatan yang bermanfaat," ucapnya lagi.

Dedi Mulyadi percaya jika peraturan tersebut adalah salah satu proses untuk membangun para pelajar di Jawa Barat yang memiliki visi kuat guna menyongsong masa depan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI