Skenario 'Nasi Goreng' Pemersatu Bangsa, Golkar Impikan Pertemuan Prabowo-Megawati-Jokowi-SBY

Rabu, 04 Juni 2025 | 18:26 WIB
Skenario 'Nasi Goreng' Pemersatu Bangsa, Golkar Impikan Pertemuan Prabowo-Megawati-Jokowi-SBY
Presiden Prabowo Subianto (kelima kiri) didampingi Wapres Gibran Rakabuming Raka (ketiga kiri) bersama Presiden ketujuh Joko Widodo (keempat kanan), Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (keempat kiri) meluncurkan secara simbolis badan pengelola investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (24/2/2025). Presiden Prabowo mengatakan bahwa Danantara sebagai dana kekayaan Negara atau sovereign wealth fund Indonesia itu akan mengelola aset senilai lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan proyeksi dana awal mencapai 20 miliar dolar AS. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/app/nz
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar, M Sarmuji berharap para Presiden RI terdahulu bisa bereuni dalam satu pertemuan. Termasuk antara Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi.

Apalagi, momen tersebut akan menjadi spesial lantaran menu yang dihidangkan adalah nasi goreng.

"Kalau saya harapannya begitu, malah bagus sekali seandainya ada reuni sambil makan nasi goreng buatannya Bu Mega, Pak Prabowo ketemu Bu Mega ada Pak Jokowi, ada Pak SBY sangat baik, sambil makan nasi goreng," kata Sarmuji di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Sementara di sisi lain, Sarmuji memuji adanya pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dengan Megawati Soekarnoputri dalam Upacara Hari Lahir Pancasila pada Senin (2/6).

"Bagus dong, pertemuan antara Bu Mega dengan mas Gibran itu sesuatu yang sangat bagus ya meskipun orang mengatakan itu pertemuan fisik ya apapun lah," ujarnya.

Ia mengatakan, apa pun momen pertemuannya, Gibran disebut bisa memetik pelajaran dari senior seperti Megawati.

"Mau pertemuan fisik, mau pertemuan apa saja, itu baik buat negara. Mas Gibran jg berkesempatan utk bisa belajar bgmn bersikap dengan ibu Mega yang lebih senior, mungkin Bu Mega juga punya kesempatan untuk menasehati mas Gibran meskipun untuk tahap kemarin barangkali belum," katanya.

Menurutnya, justru semakin sering bertemu akan semakin akrab.

"Tetapi orang kalau makin sering ketemu rasanya makin akrab. Mudah-mudahan sering ketemu, mudah-mudahan ya," pungkasnya.

Baca Juga: Golkar Ikut Bahagia: Mungkin Bu Mega Punya Kesempatan Nasihati Gibran

Diketahui, gesture Gibran saat bertemu Megawati di acara peringatan Harlah Pancasila turut disorot oleh pengamat politik, Rocky Gerung.

Dalam acara kenegaraan itu, Rocky Gerung menyebut jika Gibran telah kehilangan marwahnya sebagai Wapres. Hal itu disampaikan Rocky menanggapi posisi Gibran yang berdiri di belakangan Megawati. Dia menganggap jika sikap Gibran tampak canggung ketika turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto.

Rocky pun menyebut jika sikap Gibran dan Megawati berkaitan dengan konflik antara PDIP dan mantan Presiden Jokowi.

"Tentu konteksnya adalah ketegangan politik atau sebut aja ketegangan awalnya sekarang jadi konflik politik antara PDIP dengan Presiden Jokowi itu dan Gibran tidak lagi dilihat sebagai wajah dari kekuasaan tetapi wajah dari Jokowi pada akhirnya kan," beber Rocky Gerung dalam siniar di akun Youtube pribadinya.

"Jadi kalau Gibran berjalan di belakang Megawati, lalu netizen mulai menganggap bahwa ya itu artinya secara moral atau bahkan secara sebetulnya politik aristokratik. Gibran itu tidak lagi dianggap sebagai sosok yang punya political standing apalagi moral standing untuk berjalan berdampingan dengan Ibu Mega atau berdampingan dengan Presiden," sambung Rocky Gerung.

Dalam siniarnya, keterangan politik Jokowi dan Megawati bisa dengan mudah terbaca dengan gesture Gibran ketika bertemu dengan Megawati. Padahal menurut Rocky, Gibran yang notabene-nya adalah Wapres malah terlihat canggung hingga berjalan di belakangan Megawati yang hanya merupakan tamu dalam peringatan Harlah Pancasila.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI