Namun di Indonesia, menurut Didong, dukungan terhadap produk tembakau alternatif belum maksimal. Ia berharap agar pemerintah bersikap lebih terbuka terhadap diskusi dan riset bersama.
“Pemerintah harusnya open minded. Yuk kita ngobrol bareng, bikin riset bareng. Jangan cuma pakai data luar negeri, kita juga bisa riset sendiri di dalam negeri agar datanya makin relevan,” tegas Didong.
![Ilustrasi vape [freepik/master1305]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/12/12/18722-ilustrasi-vape-freepikmaster1305.jpg)
Lebih lanjut, AVI secara aktif mengedukasi para perokok dewasa tentang manfaat penggunaan produk tembakau alternatif.
"Kita selalu edukasi perokok dewasa. Kita kasih tahu manfaatnya. Walaupun yang terbaik adalah berhenti total, tapi kalau tidak bisa, maka gunakan produk yang lebih rendah risikonya. Kita juga riset bareng, jadi pemerintah bisa punya data ilmiah yang valid," tambahnya.
Di sisi lain, Didong menilai regulasi terkait produk tembakau alternatif masih menjadi tantangan.
“Regulasi sekarang ini justru memberatkan pelaku industri vape, yang sebagian besar masih UMKM. Industri ini masih muda. Tapi aturannya membatasi. Padahal, produk tembakau alterntif bisa jadi solusi. Kalau supply-nya susah karena regulasi, kita juga jadi terhambat dalam menyediakan alternatif lebih rendah risiko bagi perokok dewasa," jelas Didong.