suara hijau

Energi Surya untuk Semua: Gagasan Baru Soal Transisi Energi yang Adil

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 27 Juni 2025 | 11:40 WIB
Energi Surya untuk Semua: Gagasan Baru Soal Transisi Energi yang Adil
Warga mengisi daya gawainya di stasiun pengisi daya listrik bertenaga surya di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. [Suara.com/Alfian Winanto]

Tantangan dan Perhatian Khusus

Tidak semua hal bisa diselesaikan dengan cepat. Beberapa tantangan yang perlu diantisipasi:

  • Kebutuhan logistik dan material seperti aluminium dan timah
  • Risiko konsumsi berlebihan akibat “listrik gratis”
  • Harus diiringi dengan penghentian bertahap bahan bakar fosil
  • Pentingnya keadilan sosial agar tidak ada kelompok yang tertinggal

Namun demikian, karena matahari bersinar di mana-mana, model ini fleksibel dan dapat diterapkan secara lokal. Setiap kota, kabupaten, atau negara bisa memulai sendiri dan langsung merasakan manfaatnya, tanpa menunggu negara lain bergerak.

Apa Artinya untuk Indonesia?

Indonesia, sebagai negara tropis dengan tingkat penyinaran matahari tinggi dan pertumbuhan penduduk pesat, berpotensi besar mengadopsi konsep serupa. Wilayah padat seperti Jawa dapat mengoptimalkan atap bangunan publik dan fasilitas umum, sementara daerah terpencil bisa dilayani dengan sistem surya terdesentralisasi.

Dengan alokasi anggaran negara dan pelatihan tenaga kerja lokal, program seperti ini bisa membuka lapangan kerja baru dan mengurangi ketimpangan akses energi—sambil mendorong masyarakat berpindah dari bahan bakar fosil secara kolektif.

Model “layanan dasar energi surya” mengajak kita membayangkan ulang bagaimana energi bersih bisa diakses sebagai hak dasar, bukan hanya komoditas pasar. Dengan implementasi yang terencana, transparan, dan inklusif, transisi energi bisa menjadi jalan menuju keadilan sosial—bukan sekadar perlombaan teknologi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI