"Selama ini alat ini hilang, kok rumah sakit tidak menggarapnya. Kalau hilang mesin yang tidak penting tidak masalah, tetapi ventilator ini hilang dan ini sangat vital sekali," ujarnya lagi.
Ia juga menggarisbawahi bahwa hilangnya ventilator tidak bisa dianggap sebagai kehilangan biasa karena menyangkut keselamatan pasien.
Dalam situasi genting, keberadaan ventilator bisa menjadi penentu hidup atau matinya seseorang.
Sementara itu, pihak RSUP Dr Soekarno belum memberikan pernyataan resmi terkait kabar pencopotan direktur utama maupun hilangnya alat-alat tersebut.
Namun publik menanti klarifikasi lebih lanjut, mengingat peristiwa ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Gubernur Hidayat menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengusut tuntas kasus ini.
Dan tak menutup kemungkinan membawa permasalahan ini ke ranah hukum jika ditemukan unsur kelalaian atau bahkan tindak pidana.
![Medical ventilator yang sangat dibutuhkan para pasien Covid-19. Pabrikan otomotif juga akan menggarap ketersediaannya. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/01/13392-medical-ventilator.jpg)
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan yang ketat dalam pengelolaan aset negara, khususnya di sektor kesehatan yang langsung bersentuhan dengan keselamatan warga.
Masyarakat pun berharap agar insiden serupa tidak terulang kembali, dan pelayanan kesehatan di Bangka Belitung bisa berjalan optimal demi kepentingan bersama.
Baca Juga: Konglomerasi Terbesar RI Borong Saham Rumah Sakit Hermina Rp1 Triliun