Festival Perahu Panjang dari Asia: Apa yang Bikin Pacu Jalur Riau Lebih Sakral?

Tasmalinda Suara.Com
Minggu, 06 Juli 2025 | 19:39 WIB
Festival Perahu Panjang dari Asia: Apa yang Bikin Pacu Jalur Riau Lebih Sakral?
Pacu jalur yang terasa lebih sakral dibanding perahu naga

Pacu Jalur di Riau mampu mengumpulkan puluhan ribu warga dalam euforia yang menyerupai trance kolektif.

Teriakan, gendang, dan dentuman bedil mengisi udara seperti mantra budaya yang menghubungkan manusia dan sungai. Ini bukan sekadar hiburan, tapi bentuk “ritual massal”.

Perahu Naga juga menyedot penonton, tapi atmosfernya lebih menyerupai festival olahraga. Sorak-sorai penonton hadir sebagai dukungan, bukan bagian dari kekuatan spiritual kolektif.

5. Konsep Aura dan Dimensi Budaya

Jika aura dimaknai sebagai pancaran energi batin dan spiritual dari suatu tradisi, maka Pacu Jalur jelas menyimpan aura yang lebih kuat.

Perahu-perahu di Kuansing bukan hanya alat balap, tapi entitas budaya hidup. Setiap jalur punya nama, sejarah, dan semangatnya sendiri.

Sedangkan perahu naga—meski punya asal muasal mitologis—dalam konteks internasional kini lebih menjadi alat kompetisi. Aura-nya hadir, tapi tak lagi personal.

Pacu Jalur dan Festival Perahu Naga sama-sama mengandalkan kekuatan kolektif, keselarasan, dan semangat tim.

Tapi Pacu Jalur menyimpan dimensi sakral yang lebih terasa—baik dalam perahunya, dalam sungainya, maupun dalam hatinya.

Baca Juga: Mengenal Pacu Jalur: Pembuatan Perahu Penuh Ritual, Sarat Kearifan Lokal

Jika Perahu Naga adalah simbol semangat olahraga yang menjelajah dunia, maka Pacu Jalur adalah jiwa air yang tak tergantikan, penuh aura, mistik, dan kebanggaan lokal yang tak bisa ditiru.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI