"Saya yakin akan menang karena saya merasa menjaga hati bersih dan melakukan analisis SWOT yang menunjukkan potensi kemenangan," jelas Sherly.
"Apalagi, 50 persen pemilih di Maluku Utara adalah perempuan. Itu adalah kekuatan besar yang saya yakini bisa membawa perubahan."
Selain statusnya sebagai perempuan, Sherly juga menyadari dirinya adalah bagian dari apa yang ia sebut "triple minorities" di Maluku Utara: seorang perempuan, bukan orang asli Maluku Utara, seorang Tionghoa-Indonesia (Cindo), dan non-muslim.
Namun, hal ini tidak menyurutkan semangatnya.

"Saya tahu status saya ini minoritas ganda, bahkan triple," ujarnya jujur.
"Tapi saya tetap yakin, karena kedekatan saya dengan perempuan dan generasi milenial serta Gen Z. Saya percaya, ketika kita tulus dan ikhlas, masyarakat akan melihat itu."
Perjalanan Sherly Tjoanda dari seorang ibu rumah tangga menjadi pemimpin daerah adalah cerminan dari keberanian, keyakinan, dan dedikasinya untuk melanjutkan visi yang diyakininya.
Kisahnya menjadi inspirasi bahwa latar belakang atau status minoritas bukanlah penghalang untuk berkarya dan membawa perubahan positif bagi masyarakat.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Salting di Depan Sherly Tjoanda, Mulan Jameela Ikut Menggoda dan Ucapkan Selamat