Berhasil Sedot Perhatian Publik, Ternyata Begini Trik Lita Gading Gaet Audiens

Wakos Reza Gautama Suara.Com
Kamis, 10 Juli 2025 | 17:05 WIB
Berhasil Sedot Perhatian Publik, Ternyata Begini Trik Lita Gading Gaet Audiens
Trik Lita Gading biar viral. [Instagram/litagadingconsultant]

Diawal tahun 2013, wanita yang juga berprofesi sebagai model iklan, bintang sinetron dan film ini kembali menekuni profesinya dengan menempuh pendidikan study Profesi Psikologi (Local) di Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta.

Selain sebagai psikolog, ia juga dikenal sebagai seorang hipnoterapis, pengamat mode, dan pembawa acara.
Popularitasnya meroket seiring dengan aktifnya ia di platform media sosial seperti TikTok dan Instagram.

Di sana, Lita Gading membangun citra sebagai "psikolog selebriti" yang tidak ragu memberikan analisis dan pandangannya terhadap isu-isu viral, terutama yang menyangkut kehidupan para artis.

Dengan penampilan yang glamor dan gaya bicara yang lugas, ia berhasil menarik perhatian audiens yang haus akan perspektif psikologis terhadap drama-drama publik.

Bukan Kontroversi yang Pertama

Kasus dengan Ahmad Dhani bukanlah kali pertama Lita Gading menuai pro dan kontra. Jejak digitalnya dipenuhi dengan berbagai komentar pedas terhadap figur publik lain.

Mulai dari kasus KDRT Lesti Kejora dan Rizky Billar, perseteruan keluarga mendiang Vanessa Angel, hingga gaya hidup Fuji, hampir semua isu panas pernah masuk dalam "radar" analisisnya.

Metodenya ini terbukti efektif dalam mendongkrak popularitasnya, namun sekaligus menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ia dianggap berani dan memberikan perspektif baru bagi publik.

Di sisi lain, banyak yang mengkritik gayanya yang dianggap melewati batas etika profesional seorang psikolog, karena memberikan "diagnosis" atau penilaian karakter pada individu yang belum pernah ia tangani secara langsung dalam sesi konseling.

Baca Juga: Al Ghazali Dampingi Ahmad Dhani Laporkan Kasus Bullying Sang Adik di Polda: Demi Keluarga

Sikapnya yang seringkali terlihat menghakimi inilah yang kerap membedakannya dari psikolog lain yang cenderung lebih berhati-hati dalam memberikan komentar publik.

Bagi para pengikutnya, ini adalah sebuah kejujuran yang menyegarkan. Namun bagi pihak yang dikomentari, ini bisa terasa sebagai sebuah serangan personal yang tidak berdasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI