Suara.com - Penetapan Misri Puspita Sari alias M (23) sebagai tersangka atas kematian Brigadir Nurhadi sudah diketahui oleh pihak keluarga.
Bahkan ibunda Misri ingin sekali datang ke Lombok untuk melihat kondisi anaknya.
Kuasa Hukum Misri, Yan Mangandar Putra mengatakan Misri menjadi tulang punggung keluarga.
Dia harus membiayainya ibunya dan kelima saudaranya.
“Dia dari keluarga sederhana dan almarhum bapaknya bekerja di pasar ikan,” katanya Jumat (10/7) malam.
Ia mengatakan, dengan kejadian yang menimpa Misri, pihak keluarga merasa sangat sedih.
Kuasa hukum dan pihak keluarga tersangka sudah melakukan komunikasi.
Dimana, dari komunikasi yang dilakukan pihak keluarga yakin Misri tidak terlibat dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi.
“Mereka (Keluarga red) sangat yakin karena tahu karakter anaknya yang tidak akan melakukan hal seperti itu. Misri anaknya baik dan selama ini Misri bertanggung jawab terhadap adik-adiknya,” katanya.
Baca Juga: Dapat 'Petunjuk' Tim Elite Bareskrim, Pasal Pembunuhan Brigadir Nurhadi Terbuka?
Yan menerangkan, ibu Misri ingin sekali datang ke Lombok melihat anaknya.
Hanya saja terkendala oleh biaya akomodasi selama berada di Lombok.
Pasalnya, tidak ada satupun keluarga yang ada di Lombok.
“Misri sampaikan tidak mungkin ibunya ke Lombok karena terkait pembiayaan selama ini aku (Misri) yang tanggung,” ungkapnya.
Jika datang ke Lombok, Misri menceritakan pasti ibunya akan berutang dulu.
Dengan kondisi tersebut, Misri belum mengizinkan ibunya untuk datang ke Lombok melihat kondisinya.
“Misri belum mengizinkan. Karena justru makin susah keluarganya,” ungkapnya.
Selama proses ini berjalan, belum ada media yang datang ke rumah Misri.
Hal ini membuat keluarga dan masyarakat di kampung halaman Misri belum mengetahui kondisinya.
“Belum ada yang menyampaikan kondisi Misri. Makanya harapan keluarga tetap memberikan dukungan kepada Misri. Karena Misri tidak bersalah,” tegasnya.
Yan menegaskan, Misri tidak terlibat dalam kasus kematian Brigadir Nurhadi.
Misri ke Lombok secara profesional diminta untuk menemani tersangka Yogi dan menerima bayaran.
“Semua akomodasi dan transportasi itu ditanggung oleh Kompol Yogi. Dia ke sana murni liburan,” katanya.
Ketika berkomunikasi dengan tersangka Yogi, kedatangannya ke Lombok hanya akan bertemu dengan satu orang saja.
Namun ketika sampai di Lombok nyatanya ada beberapa orang lain.
“Dia kaget ada orang lain. Tapi kan dia tidak mungkin menolak apalagi sudah ke Lombok,” katanya.
Diceritakan, Misri baru pertama kali ke Lombok dengan tujuan berlibur.
Dimana, sebelumnya Misri kenal dengan tersangka Yogi ketika bertemu sepintas di salah satu tempat di Jakarta.
“Jadi sepintas itu kenalan dan sudah tidak ada pertemuan lagi. Cuma tersangka Yogi mengikuti dia di media sosial,” katanya.
Secara kebetulan, pada tanggal 15 April lalu Misri berada di Bali.
“Kemudian diajak oleh tersangka Yogi karena dia tidak pernah ke Lombok dan ke Gili Trawangan,” pungkasnya.
Kontributor Buniamin