Suara.com - Nama besar Kaesang Pangarep dan statusnya sebagai putra mantan presiden ternyata bukan jaminan mutlak untuk melenggang mulus di pemilihan internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pesaingnya, Ronald Sinaga atau Bro Ron, justru melemparkan klaim paling berani dalam kontestasi ini bahwa sang petahana sangat mungkin untuk tumbang.
Menurut Bro Ron, senjatanya bukan lobi-lobi politik di menara gading, melainkan sebuah sistem pemilihan radikal yang memberi kekuatan penuh pada 180 ribu anggota, bukan pada segelintir elite partai.
Bahkan ia meyakini, secara terbuka meyakini bahwa persaingan melawan calon petahana, Kaesang Pangarep, jauh dari kata selesai.
Ia bahkan percaya, Kaesang bisa saja kalah dalam Pemilihan Raya (Pemira) ketua umum PSI.
Keyakinan ini bukan tanpa dasar. Bro Ron bersandar pada kekuatan sistem pemilihan 'satu orang, satu suara' yang dianut partai, sebuah mekanisme yang menyerupai Pemilu nasional dan memberikan otonomi penuh kepada setiap anggota yang memiliki hak suara.
Menurutnya, sistem ini membuka ruang lebar bagi kejutan dan membuat hasil akhir mustahil untuk diprediksi atau diatur.
"Semua anggota yang berhak memilih punya otonomi masing-masing. Tidak bisa diatur-atur. Bahkan, serius, Mas Kaesang mungkin kalah. Apa pun bisa terjadi," ujar Ronald kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).
Ia secara tajam membandingkan skema saat ini dengan mekanisme lama yang hanya melibatkan Ketua DPW dan DPD.
Baca Juga: Adu Kuat Pemilu Raya PSI: Status Anak Jokowi Belum Menjamin, Kaesang Ditempel Ketat Bro Ron
Dalam sistem lawas tersebut, arah suara bisa lebih mudah dikonsolidasikan karena jumlah pemilihnya terbatas, hanya sekitar 600 orang.
Namun, situasi kini berbeda 180 derajat dengan ribuan pemilih yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Tapi bagaimana cara mengatur atau memaksa lebih dari 180 ribu pemilih? Ketua DPW bisa saja memilih kandidat A, tapi anggota di kepengurusannya bisa dan boleh memilih kandidat B atau C," lanjutnya, menggarisbawahi kekuatan akar rumput yang sesungguhnya.
Bagi Ronald, sistem pemilihan ini adalah perwujudan sejati dari prinsip keterbukaan yang selama ini menjadi DNA dan jualan utama PSI. Kekuatan tidak lagi terpusat di pucuk pimpinan, melainkan terdistribusi secara merata ke seluruh anggota.
"Partai bukan didikte atau dikendalikan elite. Setiap anggota punya posisi menentukan," tegasnya.
Klaim Bro Ron bahwa Kaesang bisa tumbang terbukti bukan isapan jempol belaka.
![Dua Calon Ketum PSI Kaesang Pangarep dan Ronald Sinaga saling berkompetisi memerebutkan satu kursi pimpinan dalam Pemilu Raya partai tersebut. [Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/14/65810-dua-calon-ketum-psi-kaesang-pangarep-dan-ronald-sinaga.jpg)
Data sementara yang dirilis panitia menunjukkan persaingan memang berjalan sangat ketat.
Sekretaris Steering Committee Pemira PSI, Beni Papa, mengungkapkan bahwa hingga Senin (14/7/2025), keunggulan Kaesang Pangarep "sangat tipis" dari Bro Ron.
Fakta ini menandakan bahwa narasi pertarungan 'David vs Goliath' benar-benar terjadi dalam Pemilu Raya PSI.
Meskipun Kaesang unggul di basis tradisional seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bro Ron mampu memberikan perlawanan sengit dan bahkan 'unggul telak' di wilayah lain seperti Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Tengah.
Pertarungan yang sangat dinamis ini membuktikan bahwa dalam sistem yang demokratis, nama besar sekalipun harus berjuang keras untuk meraih setiap suara.
Pemungutan suara sendiri masih akan berlangsung hingga 18 Juli, dengan hasil akhir yang akan diumumkan pada Kongres PSI, 19 Juli 2025.