Jejak Maut Juliana Marins Terulang, Rinjani Kembali Celakai Wisatawan, Bagaimana Keamanannya?

Rabu, 16 Juli 2025 | 17:29 WIB
Jejak Maut Juliana Marins Terulang, Rinjani Kembali Celakai Wisatawan, Bagaimana Keamanannya?
Juliana Marins Turis Brasil yang tewas di Gunung Rinjani. [Instagram]

Suara.com - Belum hilang dari ingatan publik tragedi memilukan yang menimpa Juliana Marins, kini Gunung Rinjani kembali menjadi saksi bisu insiden kecelakaan yang menimpa wisatawan mancanegara.

Seorang turis asal Swiss berinisial BE (46) dilaporkan terjatuh di jalur menuju Danau Segara Anak, mengalami patah kaki dan luka di kepala.

Insiden ini sontak memantik kembali pertanyaan besar: apakah pesona Rinjani kini sebanding dengan risikonya, dan apakah semua peringatan yang ada hanya dianggap angin lalu?

Kecelakaan yang menimpa turis Swiss ini terjadi pada Selasa (15/7/2025) sekitar pukul 10.00 WITA.

Korban, yang sedang dalam perjalanan menuju basecamp Segara Anak, terpeleset di jalur bebatuan yang dikenal cukup menantang.

Ketua Tim Evakuasi Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), Gede Mustika, mengonfirmasi kejadian tersebut.

"Jadi terpeleset di jalur. Mungkin jatuhnya kurang bagus makanya patah," ucapnya dikutip Rabu (16/7/2025).

Tim evakuasi gabungan langsung bergerak cepat untuk mengevakuasi korban dari lokasi yang sulit dijangkau.

Insiden ini seolah membuka kembali luka lama atas meninggalnya pendaki asal Brasil, Juliana Marins, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Pahlawan Rinjani dan Diaspora Toraja: Kisah di Balik Donasi Rp1,3 Miliar dari Brasil

Kematian Juliana yang viral itu mengungkap betapa berbahayanya medan Rinjani, terutama di jalur-jalur ekstrem menuju puncak.

Kala itu, proses evakuasi yang sulit akibat medan terjal dan cuaca buruk menjadi sorotan nasional bahkan internasional.

Kini, dengan jatuhnya korban lagi, meski tidak fatal, publik bertanya-tanya, mengapa Rinjani seolah tak pernah berhenti menelan korban?

Mengapa Rinjani Tidak Ditutup Total?

Pertanyaan ini kerap muncul setiap kali ada insiden.

Faktanya, penutupan total Gunung Rinjani bukanlah solusi yang sederhana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI