Suara.com - Video seorang turis asing menggunakan kursi roda sedang menikmati keindahan alam Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT), viral di media sosial.
Informasinya, momen mengharukan tersebut terjadi pada Jumat (11/7/2025), saat wisatawan mancanegara itu terlihat berjuang mendaki jalan menuju kawasan wisata Puncak Waringin Labuan Bajo.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, turis asing di Labuan Bajo itu tampak mengayuh kursi rodanya seorang diri, melintasi tepi jalan yang ramai oleh kendaraan bermotor.
Tanpa pendamping, ia terus melaju perlahan hingga tiba di kawasan Puncak Waringin, salah satu spot terbaik untuk menikmati panorama laut dan kota dari ketinggian.
Kanit Turjawali Satlantas Polres Manggarai Barat, Aiptu Herman Tedy, membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan bahwa pihaknya berpapasan langsung dengan turis tersebut saat sedang melakukan patroli rutin di kawasan wisata super premium Labuan Bajo.
"Kami juga tiba-tiba bertemu di jalan, jadi kami berinisiatif untuk kawal mengikuti dia dari belakang agar mencegah kecelakaan," ujar Tedy dalam pemberitaan, dikutip Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, turis tersebut menunjukkan semangat tinggi saat menanjak ke arah Puncak Waringin Labuan Bajo, meski jalur cukup menantang dan ramai kendaraan.
"Ia tiba dengan selamat sampai ke Jalan Puncak Waringin. Sampai di Puncak Waringin dia berhenti lalu menikmati pemandangan," tambah Tedy.
Kehadiran turis berkebutuhan khusus di Labuan Bajo ini langsung mencuri perhatian publik, tidak hanya karena perjuangannya, tetapi juga karena memperlihatkan aksesibilitas destinasi wisata tersebut.
Meski demikian, kondisi infrastruktur di beberapa titik seperti trotoar dan tanjakan masih menjadi tantangan bagi wisatawan difabel.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah membangun berbagai fasilitas seperti terminal, pelabuhan, dan perluasan Bandara Komodo. Namun, aksesibilitas bagi penyandang disabilitas masih menjadi pekerjaan rumah bagi pengelola pariwisata dan pemerintah daerah.
Kisah turis asing di Labuan Bajo ini tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menyiratkan pesan penting akan inklusivitas pariwisata Indonesia. Keberanian sang turis menunjukkan bahwa semangat menikmati alam tak terbatas oleh kondisi fisik. Kehadiran aparat kepolisian yang sigap memberi pengawalan pun mendapat apresiasi dari warganet.