Ia secara terbuka menyatakan tidak takut jika harus berhadapan dengan hukum, bahkan hingga masuk penjara, jika pernyataannya terbukti keliru.
Baginya, "dipenjara karena memperjuangkan kebenaran" adalah sebuah bentuk kehormatan.
Sikap ksatria ini menjadi kontras tajam dengan sikap sebagian akademisi lain yang cenderung menghindari risiko demi menjaga karier dan kenyamanan.
Ia menilai, isu ijazah ini seharusnya menjadi prioritas untuk diklarifikasi, namun justru terkesan dihindari. Peran akademisi, dalam pandangannya, tidak hanya menulis jurnal atau meneliti di laboratorium.
Lebih dari itu, akademisi wajib menjadi garda terdepan dalam menjaga nalar sehat publik dan menyuarakan kebenaran, sebagaimana esensi sejati dari Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang kritis dan tercerahkan.