Pengamat Desak Prabowo 'Bersih-bersih' Kabinet, Singgung Menteri Bermasalah

Selasa, 22 Juli 2025 | 11:09 WIB
Pengamat Desak Prabowo 'Bersih-bersih' Kabinet, Singgung Menteri Bermasalah
Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas atau ratas di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma. [Foto: IG sekretariat.kabinet]

Suara.com - Kabinet pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak hanya dinanti, tetapi juga dihadapkan pada ancaman serius: kemarahan rakyat.

Pengamat politik Syahganda Nainggolan secara terang-terangan memperingatkan bahwa tanpa perombakan besar-besaran, pemerintahan baru ini bisa berada dalam posisi berbahaya.

Peringatan keras ini menjadi benang merah utama dalam analisisnya, di mana ia memprediksi akan ada reshuffle kabinet signifikan yang didorong oleh ketidakpuasan publik dan kebutuhan mendesak akan sebuah kepastian.

Dalam podcast di Forum Keadilan TV, Ketua Dewan Direktur Great Institute itu menyiratkan bahwa nasib kabinet Prabowo akan sangat bergantung pada kemampuannya merespons sentimen publik.

"Syahganda optimis akan ada perubahan signifikan dalam kabinet karena rakyat marah dan butuh kepastian," tegasnya dalam analisis tersebut di YouTube. 

Ancaman ini, menurutnya, berpusat pada kinerja program-program populis yang menjadi janji utama Prabowo. Ia secara spesifik menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih yang dinilainya masih jauh panggang dari api.

Kegagalan dalam mengeksekusi program krusial ini bisa menjadi pemicu gejolak. Syahganda bahkan memberikan ultimatum yang lugas: "Jika tidak ada perubahan besar-besaran, terutama di sektor MBG, akan berbahaya".

Hanya Berharap pada Dua Sosok Kunci

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. [Suara.com/Novian]
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. [Suara.com/Novian]

Di tengah pesimismenya terhadap komposisi kabinet secara umum, Syahganda Nainggolan menaruh harapan pada dua figur spesifik yang diyakini bisa menjadi jangkar perubahan.

Baca Juga: Alarm 'Indonesia Gelap' Syahganda Nainggolan: Tiga Biang Kerok Ini Bikin Rakyat Menderita

Keduanya dianggap memiliki ideologi dan fokus yang jelas untuk menyelamatkan agenda kerakyatan.

"Hanya berharap pada dua orang: Dasco dan Sapri Samsudin," ujar Syahganda.

Sufmi Dasco Ahmad, politisi senior Gerindra, dipandangnya sebagai figur penting yang dapat menjaga keseimbangan politik dan memajukan agenda sipil.

"Dasco dianggap mempromosikan agenda sipil," jelasnya.

Sementara itu, Sapri Samsudin dinilai sebagai sosok yang tepat untuk mengawal pembangunan sumber daya manusia (SDM) dan mengamankan kekayaan alam negara. "Sapri fokus pada pembangunan SDM dan pengendalian SDA," tambah Syahganda.

Menyorot Menteri Bermasalah dan Warisan 'Serakahnomics'

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (tengah) memberikan penjelasan saat rapat koordinasi 17 kementerian/lembaga lainnya bersama BUMN dan juga pemerintah daerah guna mematangkan persiapan peluncuran koperasi desa di Kementerian Koordinator Pangan, Jakarta, Senin 7 Juli 2025. [Suara.com/Yaumal]
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (tengah) memberikan penjelasan saat rapat koordinasi 17 kementerian/lembaga lainnya bersama BUMN dan juga pemerintah daerah guna mematangkan persiapan peluncuran koperasi desa di Kementerian Koordinator Pangan, Jakarta, Senin 7 Juli 2025. [Suara.com/Yaumal]

Ketajaman analisis Syahganda juga menyasar figur-figur menteri yang berpotensi dipertahankan atau masuk dalam kabinet baru. Ia tak ragu mengkritik menteri yang dianggap tidak kompeten atau bahkan terseret dalam isu hukum.

Salah satu yang disinggung adalah Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi.

"Beberapa menteri dianggap tidak kompeten atau terlibat masalah, seperti Budi Arie yang disebut dalam persidangan terkait korupsi," kata Syahganda.

Menurutnya, keberadaan figur-figur semacam ini akan menjadi beban bagi Prabowo. Di sisi lain, Prabowo juga dihadapkan pada tantangan raksasa, yakni warisan dari pemerintahan sebelumnya yang ia sebut sebagai "Serakahnomics", sebuah kondisi yang digambarkan layaknya "air bah".

Meski demikian, Syahganda meyakini Prabowo bukanlah pemimpin yang buta terhadap kondisi di lapangan. Ia percaya Prabowo memahami denyut nadi kemarahan rakyat melalui pantauannya di media sosial.

"Prabowo diyakini mengetahui kondisi rakyat dari media sosial dan merupakan orang cerdas yang akan mencari jalan keluar," pungkasnya.

Pertanyaannya kini, mampukah Prabowo menerjemahkan pemahamannya menjadi sebuah aksi nyata dengan merombak kabinetnya secara drastis demi meredam potensi gejolak yang lebih besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI