suara hijau

Menanti Komitmen Prabowo Capai 100 Persen Energi Terbarukan, Mungkinkah?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 23 Juli 2025 | 11:14 WIB
Menanti Komitmen Prabowo Capai 100 Persen Energi Terbarukan, Mungkinkah?
Ilustrasi pembangkit listrik Tenaga angin. (Pexels/Kervin Edward Lara)

Suara.com - Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menyambut positif komitmen Presiden terpilih Prabowo Subianto yang menargetkan Indonesia mencapai 100 persen energi terbarukan dalam 10 tahun ke depan.

Ia menyebut pernyataan itu sebagai "durian runtuh" yang tidak disangka-sangka, sekaligus menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah berikutnya memiliki keinginan politik untuk serius dalam agenda iklim.

“Tanpa dikira siapa pun, di Rio de Janeiro, dalam pertemuan dengan Presiden Brasil, Lula da Silva, beliau bilang: kami akan mencapai 100 persen renewable dalam 10 tahun ke depan,” kata Dino dalam jumpa pers Indonesia Net-Zero Summit di Jakarta, Selasa (23/7).

Dino membandingkan komitmen itu dengan capaian pada masa Presiden Joko Widodo yang hanya menargetkan bauran energi terbarukan sebesar 23 persen, namun tidak pernah tercapai dalam 10 tahun terakhir.

Pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber penyediaan listrik dapat menjadi salah satu strategi mencapai swasembada energi Indonesia.
Pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber penyediaan listrik dapat menjadi salah satu strategi mencapai swasembada energi Indonesia.

“Waktu zamannya Presiden Jokowi, targetnya itu 23 persen. Tapi yang tercapai hanya 11–12 persen. Karena memang tidak ada upaya yang serius. Nah, ini mau 100 persen renewable dalam waktu 10 tahun. Paling tidak, political will-nya sekarang ada,” ujarnya.

Ia mengaku optimistis target tersebut bisa dicapai. Dino mengatakan telah berbicara langsung dengan sejumlah orang di lingkaran dalam Istana yang menyebut bahwa rencana itu sudah mulai dirancang dan dinilai realistis.

“Dari segi uang, teknologi, kapasitas, semuanya memungkinkan. Kalau kita bisa mencapai itu, kita juga bisa tampil sebagai pemimpin dalam diplomasi iklim global,” katanya.

Namun di sisi lain, Dino juga mengingatkan bahwa saat ini isu perubahan iklim tak lagi menjadi prioritas global. Negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan sebagian Eropa kini lebih fokus pada konflik geopolitik.

Karena itu, menurutnya, inisiatif seperti ini justru penting untuk menunjukkan bahwa Indonesia tetap menempatkan isu iklim sebagai prioritas nasional.

Baca Juga: Dianggap 'Beban' Politik, Rocky Gerung Sarankan Gibran Berkantor di Papua untuk Belajar

Komitmen Prabowo disampaikan dalam konferensi pers bersama Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada 9 Juli lalu di Istana Planalto, Brasilia. Saat itu, Prabowo menyatakan bahwa meski target resmi energi terbarukan Indonesia adalah 2040, para ahli di timnya menyebut target itu bisa dicapai lebih cepat.

“Targetnya tentu saja 2040, tetapi para ahli saya mengatakan bahwa kita dapat mencapainya jauh lebih cepat,” ujar Prabowo.

Ia juga menyampaikan ketertarikannya pada keberhasilan Brasil dalam pengembangan biofuel, dan menegaskan rencana Indonesia untuk mengirim lebih banyak tim teknis ke Brasil guna belajar langsung tentang pengembangan energi dan pertanian modern.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI