Miris! Ngaku Dibully Senior, 3 Santri di Jombang Nekat Kabur dari Ponpes, Berakhir di Pos Damkar

Rabu, 23 Juli 2025 | 14:42 WIB
Miris! Ngaku Dibully Senior, 3 Santri di Jombang Nekat Kabur dari Ponpes, Berakhir di Pos Damkar
Tiga santri di Jombang berusia 10-12 tahun nekat kabur dari pondok pesantren karena tak tahan jadi korban bullying, mereka kini di pos Damkar. [Instagram]

Suara.com - Sebuah kisah memilukan datang dari Jombang, Jawa Timur, di mana tiga orang santri cilik memutuskan untuk kabur dari pondok pesantren (ponpes) tempat mereka menimba ilmu.

Alasan di balik tindakan nekat mereka sungguh mengiris hati: ketiganya mengaku tak tahan lagi menjadi korban perundungan atau bullying yang dilakukan oleh kakak kelasnya.

Peristiwa ini menjadi sorotan publik dan viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall pada Selasa (22/7/2024).

Dalam unggahan tersebut, tampak tiga bocah laki-laki dengan wajah lesu tengah duduk di sebuah ruangan sederhana, didampingi oleh petugas Pemadam Kebakaran (Damkar).

Menurut keterangan unggahan, ketiga santri yang diperkirakan berusia antara 10 hingga 12 tahun itu merencanakan pelarian mereka dengan matang. Mereka kabur dengan membawa tas ransel berisi pakaian seperlunya.

"Tiga santri di Jombang, masing-masing berusia 10 hingga 12 tahun, nekat kabur dari pondok pesantren karena tak tahan menjadi korban bu*lying oleh kakak kelasnya," tulis keterangan dalam unggahan tersebut dikutip pada Rabu (23/7/2025).

Aksi pelarian mereka dimulai dengan memesan becak, kemudian bersembunyi di area Ruang Terbuka Hijau (RTH) Mojoagung.

Namun, gerak-gerik mereka yang tampak kebingungan dan mencurigakan menarik perhatian warga sekitar. Khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, warga pun berinisiatif melaporkan keberadaan ketiga bocah tersebut ke Pos Damkar Mojoagung.

Mendapat laporan, petugas Damkar dengan sigap langsung bergerak menuju lokasi dan menjemput ketiga santri tersebut. Mereka kemudian dibawa ke pos untuk diamankan dan ditenangkan.

Baca Juga: Guru Ngaji Licik Cabuli 10 Santri di Tebet, Ubah Ruang Tamu Jadi Arena Maksiat

Di hadapan para petugas Damkar yang mengayomi, ketiga santri cilik itu akhirnya memberanikan diri untuk menceritakan alasan mereka kabur.

"Di sana, mereka mengungkapkan alasan kabur dan petugas langsung menghubungi pihak pondok," lanjut narasi dalam unggahan tersebut.

Setelah berhasil menenangkan dan mendapatkan informasi yang cukup, petugas Damkar segera menghubungi pihak pengurus pondok pesantren.

Tak lama kemudian, perwakilan dari ponpes datang menjemput dan ketiganya diserahkan kembali dalam keadaan selamat.

Kisah ini sontak menuai beragam reaksi dari warganet. Banyak yang merasa prihatin dengan maraknya kasus perundungan di lingkungan pendidikan, terutama di asrama atau pondok pesantren.

Tak sedikit pula yang mengapresiasi kesigapan warga dan petugas Damkar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI