Suara.com - Publik tengah menyoroti kisah seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) bernama Mutiara yang berasal dari Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara. Pasalnya, Mutiara terpaksa harus berhenti sekolah karena dihantui utang rekreasi sebesar Rp 350.000 yang bahkan tak pernah ia ikuti.
Keputusan Mutiara untuk berhenti sekolah lantaran malu karena terus-menerus ditagih oleh pihak sekolah rupanya menarik perhatian Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Melalui akun TikTok @dedimulyadiofficial, Dedi Mulyadi mengunggah cuplikan video mengenai pemberitaan tentang Mutiara. Ia lalu membuat video tanggapan dalam unggahan yang sama.
Menurut Dedi Mulyadi, kejadian yang menimpa Mutiara merupakan bukti bahwa rekreasi atau study tour adalah sesuatu yang seharusnya dihindari karena meninggalkan beban bagi murid yang tidak mampu.
"Peristiwa yang dialami oleh pelajar di Sumatera Utara adalah gambaran bahwa study tour adalah piknik yang dibalut dengan api. Memberikan efek psikologi bagi mereka yang tidak punya kemampuan, sehingga mereka merasa terasing di lingkungan sekolahnya," ucap Dedi Mulyadi.
Mantan Bupati Purwakarta itu menilai bahwa para murid yang tak mampu mengikuti study tour akan merasa cemas.
"Ada rasa cemas dan takut, yang pada akhirnya melahirkan beban psikologi yang berat bagi dirinya," sambung Dedi Mulyadi.
Salah satu dampaknya adalah kemarahan anak pada orang tua karena tak mampu membiayai atau bahkan tindakan untuk putus sekolah seperti yang dilakukan oleh Mutiara.
Dedi Mulyadi lantas menyinggung kebijakan yang ia berlakukan, di mana melarang study tour bagi sekolah di Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Ibu Sambung, Terungkap Kisah Kedekatan Ambu Anne dan Maula Akbar
"Dia bisa marah pada orang tuanya atau dia berhenti sekolah karena rasa malu di lingkungannya. Untuk itu, tidak ada alasan untuk membolehkan study tour dengan catatan apapun karena pada akhirnya catatan tidak pernah dibaca," tambah Dedi Mulyadi lagi.
Pada akhir videonya, Dedi Mulyadi memberi pesan kepada para murid di Jawa Barat untuk hanya berfokus pada kegiatan di sekolah.
"Semangat terus pelajar Jawa Barat. Jangan pernah terpengaruh oleh berbagai kegiatan lain di luar sekolah, fokus lah pada belajar di sekolah, belajar lah pada semesta yang ada di luar sekolah itu. Tidak mesti berbiaya karena kita sudah diberikan anugerah yang luar biasa oleh Allah. Kita tinggal pada sebuah alam yang kaya raya," timpal Dedi Mulyadi.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengeluarkan aturan melarang kegiatan study tour bagi para siswa di Jawa Barat. Bukan tanpa sebab, kebijakan tersebut dilakukan dengan harapan untuk meringankan beban finansial orang tua.
Meski begitu, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa perpisahan sekolah tetap diperbolehkan, tetapi kegiatan yang membebani orang tua secara finansial sebaiknya tidak dilakukan.
Walau demikian, baru-baru ini kebijakan tersebut diprotes oleh sejumlah pihak, seperti pengelola tempat wisata hingga pelaku UMKM. Mereka menilai kebijakan itu berdampak langsung pada mata pencaharian dan menyebabkan berkurangnya pemasukan bagi para pelaku usaha pariwisata di berbagai daerah.