Ormas PWI LS Viral Usai Bentrok dengan FPI, Ini 7 Fakta yang Jarang Diungkap

Tasmalinda Suara.Com
Kamis, 24 Juli 2025 | 22:48 WIB
Ormas PWI LS Viral Usai Bentrok dengan FPI, Ini 7 Fakta yang Jarang Diungkap
Ormas Islam PWI LS

Suara.com - Nama Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah atau PWI-LS mendadak viral setelah terlibat bentrokan dengan massa Front Pembela Islam (FPI) di Pemalang, Jawa Tengah.

Di balik insiden tersebut, muncul berbagai pertanyaan tajam: siapa sebenarnya PWI-LS? Apa tujuannya? Dan mengapa mereka secara terbuka menantang hegemoni nasab Ba'Alawi?

Berikut adalah 7 fakta mengejutkan dan mendalam tentang ormas baru yang kini ramai diperbincangkan:

1. Lahir dari Keresahan Kiai Nahdliyin terhadap Paham Transnasional

PWI-LS dideklarasikan di Cilacap pada 6 Oktober 2023.

Ormas ini digagas oleh para kiai muda dan santri Nahdliyin yang mengaku gelisah dengan berkembangnya ideologi Islam transnasional dan maraknya kultus keturunan Nabi.

Mereka ingin mengembalikan marwah ajaran Islam Walisongo yang lebih egaliter dan membumi.

2. Dipimpin Tokoh Kharismatik dari Cirebon

PWI-LS dipimpin oleh KH Abbas Billy Yachsy atau Gus Abbas, pengasuh Ponpes Buntet Cirebon.

Baca Juga: Mengenal Gus Abbas: Keturunan Sunan Gunung Jati di Balik Perlawanan Terhadap FPI

Sosok ini dikenal vokal dalam membela ajaran Islam Nusantara dan kerap menyuarakan kritik keras terhadap tokoh-tokoh yang mengklaim superioritas berdasarkan garis keturunan.

3. Berani Tantang Narasi Nasab Ba'Alawi

Salah satu agenda utama PWI-LS adalah menolak apa yang mereka sebut sebagai "domestifikasi spiritual" oleh kelompok Ba'Alawi.

Mereka menilai gelar Habib dan klaim nasab keturunan Nabi Muhammad SAW tidak seharusnya menjadi basis otoritas dalam dakwah Islam.

4. Didukung Tesis Kontroversial Tentang Pemutusan Nasab

Landasan ideologis PWI-LS diperkuat oleh tesis dari KH Imaduddin Utsman al-Bantani yang menyatakan bahwa sanad nasab Ba'Alawi tidak valid secara ilmiah dan historis.

Riset ini dijadikan amunisi untuk menolak dominasi kelompok tertentu dalam dunia keagamaan.

5. Bentrok di Pemalang Jadi Titik Balik Eksistensi

Bentrokan fisik dengan massa FPI di Pemalang bukan sekadar insiden lapangan. Itu adalah momen pernyataan eksistensi PWI-LS yang selama ini hanya bergerak di ruang wacana.

Mereka kini tampil ke permukaan sebagai ormas yang berani melawan arus dominan dalam lanskap Islam Indonesia.

6. Mengusung Islam Walisongo yang Terbuka dan Inklusif

PWI-LS menekankan bahwa mereka bukan anti-habib atau anti-Arab.

Namun, mereka ingin melawan tafsir Islam yang bersifat eksklusif, hierarkis, dan menyingkirkan nilai-nilai lokal. Walisongo dijadikan model ideal mereka: inklusif, kultural, dan adaptif terhadap konteks Nusantara.

7. Memicu Debat Nasional tentang Masa Depan Islam Indonesia

Dengan munculnya PWI-LS, perdebatan lama tentang otoritas agama, keturunan Nabi, dan kesetaraan umat kembali memanas.

Apakah PWI-LS akan menjadi kekuatan korektif yang membangun wacana baru? Atau justru memperkeruh konflik internal umat?

PWI-LS bukan hanya ormas baru. Ia adalah cermin dari dinamika sosial dan keagamaan Indonesia saat ini.

Di tengah arus dominasi tradisi dan simbolisme, muncul suara-suara alternatif yang menuntut peninjauan ulang atas banyak hal yang selama ini dianggap tabu.

Apakah ini awal dari reformasi spiritual Islam di Indonesia? Atau hanya percikan yang akan padam dalam badai kontroversi?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI