Suara.com - Polresta Banyumas memastikan hingga saat ini belum menerima laporan resmi terkait dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang guru besar Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Kasat Reskrim Polresta Banyumas Kompol Andryansyah Rithas Hasibuan mengatakan pihaknya tetap melakukan koordinasi meski belum ada aduan yang masuk.
"Belum ada aduan atau laporan. Tapi kami tetap melakukan koordinasi untuk mencari tahu terkait peristiwa ini," ujar Andryansyah saat dikonfirmasi Suara.com, Sabtu (26/7/2025).
Ia menegaskan, jika korban atau pihak terkait membuat laporan resmi, kepolisian akan segera menindaklanjuti.
![Ilustrasi pencabulan anak yang marak terjadi. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/14/69679-ilustrasi-pencabulan.jpg)
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Suara.com, terduga pelaku merupakan seorang profesor muda yang diangkat menjadi Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unsoed pada 2023 lalu.
Kasus ini memicu aksi solidaritas mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Bhinneka Ceria. Mereka menggelar demonstrasi di kampus Unsoed pada Jumat (25/7/2025) dan mendesak pihak universitas mengusut tuntas dugaan pelecehan serta mengeluarkan pelaku dari civitas akademika.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum Unsoed Kuat Puji Prayitno memastikan kampus akan menindaklanjuti kasus ini. Menurutnya, terduga pelaku dan korban sudah diperiksa oleh tim khusus yang dibentuk universitas.
"Saya tegaskan bahwa Unsoed berkomitmen terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Tim Pemeriksa telah bekerja untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (24/7/2025).
Baca Juga: Viral Gadis di NTT Curhat Dihina Gurunya usai Lolos Kuliah di UI: Miskin Banyak Gaya!