Dari Wacana ke Aksi Nyata
Implementasi KBC sudah dimulai. Kemenag menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memasang spanduk dan media sosialisasi dengan slogan “Mewujudkan Cinta dalam Ruh Pendidikan”.
Namun, aksi sesungguhnya terjadi di ruang kelas dan lorong sekolah. KBC akan berhasil jika para guru mampu menjadi teladan, menciptakan pembelajaran yang dialogis, dan membangun hubungan yang hangat dengan siswa.
Ini adalah tentang mengubah budaya sekolah menjadi lebih ramah, aman, dan suportif bagi semua.
Pada akhirnya, Kurikulum Berbasis Cinta adalah sebuah gerakan moral dan investasi jangka panjang.
Tujuannya adalah menyiapkan generasi masa depan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
"Kurikulum berbasis cinta adalah investasi jangka panjang. Kita sedang menyiapkan generasi yang tidak hanya cemerlang secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang hangat, terbuka, dan siap membangun masa depan yang lebih manusiawi," tutup Prof. Nurhayati.
Sekarang, giliran kita. Bagaimana kamu bisa membawa "ruh cinta" ini ke dalam lingkungan sekolah, kampus, atau pergaulanmu sehari-hari? Bagikan pendapatmu di kolom komentar