Suara.com - Bagi orang awam, battle sound atau adu kencang sound system mungkin terlihat seperti kekacauan yang memekakkan telinga: dua kubu saling berlomba memutar musik sekeras mungkin.
Namun, di balik gemuruh bass yang mampu menggetarkan tulang rusuk itu, terdapat sebuah dunia dengan aturan, etika, dan kode kehormatan yang tak tertulis.
Ini bukanlah sekadar adu volume, melainkan sebuah seni perang audio yang kompleks.
Selamat datang di arena battle sound, di mana para "gladiator audio" tidak hanya bertarung dengan desibel, tetapi juga dengan karakter, kejernihan, dan kehormatan.
Mengabaikan kode etik ini bisa berarti kehilangan respek, bahkan lebih buruk daripada sekadar kalah bertanding. Mari kita selami aturan main di dalam subkultur yang solid ini.
Lupakan bayangan dua sound system menyala bersamaan.
Pertarungan sesungguhnya jauh lebih terstruktur dan elegan, layaknya sebuah duel.
Pertarungan berjalan secara bergiliran. Dipandu oleh MC atau panitia, sound A akan memainkan satu lagu atau segmen musik selama durasi tertentu (misalnya 3-5 menit).
Setelah selesai, sound B akan "menjawab" dengan lagunya. Proses ini terus berlanjut dalam beberapa ronde.
Baca Juga: Bukan Cuma Edi Sound: Ini 5 Sultan Horeg yang Getarkan Panggung Audio Lokal
Ronde Berdasarkan Genre: Seringkali, ronde dibagi berdasarkan genre untuk menguji fleksibilitas sound system. Ada ronde "slow bass" untuk menguji bass rendah yang dalam (gler), ronde DJ untuk menguji hentakan (jedug), hingga ronde dangdut atau campursari untuk menguji kejernihan vokal (clarity).
Inilah inti dari pertarungan yang sesungguhnya. Melanggarnya dianggap tidak sportif dan bisa membuat sebuah tim kehilangan muka di hadapan komunitas.
Dilarang Merusak Lagu Lawan
Ini adalah dosa terbesar di arena battle sound. "Ngerusak" berarti menyalakan musik Anda saat lawan masih berada di tengah gilirannya.
Tindakan ini dianggap sangat tidak sopan, layaknya memotong pembicaraan orang lain secara kasar. Ini menunjukkan kepanikan dan ketiadaan rasa hormat.
Tim yang disegani akan menunggu lawannya benar-benar selesai sebelum memulai gilirannya.
Karakter suara adalah senjata bukan volume
Bagaimana pemenang ditentukan? Bukan hanya dari siapa yang paling keras. "Juri rakyat" (penonton) dan juri resmi menilai berdasarkan beberapa kriteria kunci:
Clarity (Kejernihan): Apakah semua instrumen terdengar jelas bahkan saat volume maksimal? Suara yang "sember" atau pecah adalah tanda kekalahan.
Seberapa jauh suara bisa terdengar dengan jelas tanpa kehilangan kualitasnya? selain itu juga kestabilan apakah sound mampu bertahan stabil selama berjam-jam tanpa ada penurunan performa atau kerusakan?
Hormati Juri Rakyat
Sorak-sorai penonton adalah barometer kemenangan yang paling jujur.
Ketika penonton meneriakkan nama salah satu sound system secara serempak, itu adalah bentuk dukungan mutlak.
Tim yang baik akan menunjukkan sportivitas, menerima apa pun hasilnya, dan menghormati keputusan panitia. Kemenangan sejati adalah merebut hati penonton.
Apa yang Dianggap 'Curang' dalam Battle Sound?
Selain "ngerusak" lagu lawan, ada beberapa praktik yang dianggap sebagai kecurangan atau taktik kotor:
- Bermain di Luar Giliran: Membunyikan klakson atau intro singkat saat bukan gilirannya untuk memecah konsentrasi lawan.
- Menggunakan Frekuensi "Jahat": Ini adalah taktik teknis tingkat tinggi. Beberapa oknum dituduh menggunakan frekuensi suara tertentu yang dirancang untuk mengganggu atau bahkan merusak komponen speaker lawan. Ini dianggap sebagai pelanggaran berat.
- Provokasi Berlebihan: Saling ejek antar kru adalah bumbu penyedap, tetapi jika sudah mengarah ke provokasi fisik atau merendahkan secara personal, itu sudah melewati batas etika.
Arena battle sound adalah bukti bahwa di dalam sebuah hobi yang terlihat "brutal", terdapat struktur sosial dan kode kehormatan yang dijunjung tinggi.
Ini adalah komunitas yang dibangun di atas fondasi gairah, inovasi, dan yang terpenting, rasa hormat.
Mereka tidak hanya menciptakan musik, tetapi juga sebuah kultur di mana pertarungan bukan untuk saling menghancurkan, melainkan untuk mendorong satu sama lain menjadi lebih baik.
Jadi, lain kali Anda menyaksikan battle sound, dengarkan lebih saksama. Anda tidak sedang menyaksikan keributan, melainkan sebuah dialog sengit antara para seniman audio yang sedang memamerkan mahakaryanya.
Menurut Anda, adakah aturan tak tertulis lain yang berlaku di arena battle sound di daerahmu? Bagikan pengalaman dan pengamatanmu di kolom komentar!