Suara.com - Seekor kucing emas (catopuma temminckii) terperangkap jerat babi milik warga di perkebunan masyarakat kolektif Padang Bolak Jorong Perdamaian Nagari Simpang Tonang Utara Kecamatan Duo Koto Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, Minggu 27 Juli 2025.
Wali Nagari (Kepala Desa) Simpang Tonang Utara Ottrinaldi di Lubuk Sikaping Minggu mengatakan, satwa tersebut pertama kali ditemukan oleh warga saat hendak pergi ke kebun sekitar pukul 12.00 WIB.
"Benar. Satwa tersebut masih dalam kondisi hidup," terang Ottrinaldi.
Saat in, kata Ootrinaldi, pihak pemerintah nagari sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk proses evakuasi satwa tersebut.
"Agar bisa dilakukan secepatnya penanganan terhadap satwa ini. Sebab nanti jika dibiarkan dengan kondisi ini bisa berbahaya terhadap keselamatannya," tambahnya.
Sementara Kepala BKSDA Resor Pasaman Edi Susilo mengatakan, petugas sudah melakukan proses evakuasi satwa dari lokasi kejadian.
"Benar. Seekor kucing emas. Saat ini petugas dalam perjalanan ke lokasi untuk evakuasi satwa," ungkap Edi Susilo.
Kucing emas (nama ilmiah: Catopuma temminckii) adalah salah satu jenis kucing liar berukuran sedang yang hidup di Asia Tenggara dan sebagian Asia Timur.
Disebut kucing emas karena bulunya yang khas berwarna coklat keemasan. Meskipun warnanya bisa bervariasi mulai dari abu-abu, coklat kemerahan, hingga coklat gelap.
Baca Juga: Bobby, Polisi, dan Kucing yang Lebih Berharga dari Warga Negara?
Habitat dan Persebaran
Kucing emas tersebar di daerah pegunungan dan hutan tropis di wilayah seperti Myanmar, Thailand, Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja, hingga Tiongkok bagian selatan.
Di Indonesia, kucing emas hanya ditemukan di Pulau Sumatra.
Ciri fisik
- Panjang tubuh: sekitar 70–105 cm (belum termasuk ekor).
- Panjang ekor: sekitar 40–60 cm.
- Berat: rata-rata 9–16 kg.
Bulu kucing ini pendek dan padat. Selain warna keemasan yang khas, beberapa individu juga memiliki corak samar atau pola garis tipis di bagian kepala dan punggung.
Perilaku dan kebiasaan
Kucing emas merupakan hewan soliter dan aktif terutama saat malam (nokturnal), meskipun terkadang juga aktif di siang hari (krepuskular).
Mereka pemanjat pohon yang baik, tetapi lebih sering berburu di tanah. Makanan utamanya adalah burung, reptil, tikus, monyet, hingga rusa kecil.
Kucing emas termasuk dalam daftar Near Threatened (hampir terancam punah) menurut IUCN Red List. Karena populasinya terus berkurang akibat hilangnya habitat hutan, perburuan, dan perdagangan ilegal.
Nama "temminckii" diambil untuk menghormati ahli zoologi Belanda, Coenraad Jacob Temminck, yang pertama kali mendeskripsikan spesies ini.